Berikut Ulasan soal Sleeping Bag

Foto: dok. switchbacktravel.com

Mounture.com — Tanpa peralatan tidur yang memadai saat mendaki gunung, makan kualitas tidur akan berpengaruh. Kualitas tidur yang kurang atau minim secara alamiah recovery atau pemulihan tenaga saat istirahat tidak akan dapat maksimal.

Hal inilah yang akan berimbas pada banyak hal lainnya, misalnya mood saat bertualang, daya tahan tubuh, tingkat konsentrasi, kewaspadaan dan lain-lain.

Jika peralatan tidur memadai, pasti akan berdampak pada kualitas istirahat yang maksimal. Anda akan tidur dengan lebih nyenyak, tidak sering terbangun karena merasakan kedinginan dan terbebas dari hipotermia.

Fungsi itulah yang diemban oleh alat kantung tidur atau biasa dikenal sleeping bag, yang merupakan sebuah barang wajib yang harus dibawa saat mendaki atau traveling.

Kegunaan sleeping bag ini terbilang sangat vital untuk menjaga kehangatan tubuh saat tidur, terutama saat berkegiatan di alam terbuka.

BACA JUGA: Bawa Oralit saat Mendaki Gunung, Ini Fungsinya

Secara umum bentuk sleeping bag terbagi ke dalam dua macam, yaitu berbentuk mumi dan bentuk tikar atau selimut.

Sleeping bag dengan bentuk tikar biasanya lebih disukai oleh mereka yang hobi melakukan traveling atau backpacker. Sebab, model tikar dapat dialihfungsikan menjadi selimut atau sebagai alas.

Sementara sleeping dengan bentuk mumi akan lebih sering dipilih oleh mereka yang hobi melakukan pendakian ke gunung.

Sleeping bag lain juga ada yang memiliki bentuk dengan lubang pada tangan, model ini membuat penggunanya lebih mudah bergerak dibandingkan dengan model mumi atau tikar.

Adapun bahan sleeping bag dibuat dari berbagai macam bahan di antaranya bahan parasit, yaitu bahan yang memiliki bobot yang cukup ringan. Bahan parasit biasanya dilapisi dengan kapas atau bulu di bagian tengahnya yang akan membuat Anda lebih hangat.

Selain itu, ada bahan sintetis (polyester), di mana bahan sintetis lebih ringan dan mudah kering. Sedangkan sleeping bag berbahan dacron yaitu bahan yang seperti isi boneka, bersifat ringan dan cukup hangat namun kadang memakan tempat dalam ransel.

Sementara untuk bahan polar, bahan ini memiliki keunggulan memberikan kehangatan yang lebih baik dengan ukuran yang lebih minim.

BACA JUGA: Detail Waktu Pendakian Gunung Rinjani via Aikberik

Nah ketika Anda sudah mengetahui jenis dan bahan dari sleeping bag, maka Anda dihadapkan pada pemilihan sleeping bag yang sesuai. Dari bahan dan bentuk kantung tidur itu Anda dapat memilih sesuai dengan kegunaan atau fungsi serta ketersediaan dana yang ada.

Biasanya sleeping bag dengan bahan yang lebih bagus akan berbanding lurus dengan harganya. Selain itu, merek produsen sleeping bag juga sangat menentukan kualitas dan harga. Tapi sangat disarankan untuk tidak ‘termakan merek’.

Beberapa brand memang memiliki varian dan jenis sleeping bag yang bermacam-macam. Ada yang hanya dapat dipakai sampai suhu tertentu, bahkan ada yang di bawah nol.

Ada pula yang dapat digunakan pada 4 musim, namun di Indonesia sangat jarang (kecuali mendaki ke Puncak Jaya atau Cartenz).

Perlu diketahui, bahwa sleeping bag memiliki bermacam-macam volume saat dilipat atau digulung. Semua sangat tergantung dari jenis bahan yang dipakai, ada bahan yang sangat kompak saat dilipat. Namun banyak juga bahan yang susah dilipat, bahkan seringkali mengembang jika salah melipat.

Dari volume sleeping bag itu akan berpengaruh dengan ketersediaan tempat dalam tas carrier. Jika Anda membawa sleeping bag yang terlalu ‘makan tempat’ otomatis akan mengurangi jatah barang yang harus dibawa.

Jangan sampai hanya karena salah membawa sleeping bag, akhirnya tas atau ransel yang dibawa tidak cukup untuk barang-barang lainnya yang juga penting.

Oleh karena itu bijaksanalah dalam memilih. Ada baiknya berkonsultasi pada orang yang lebih berpengalaman atau cari info dari banyak sumber agar pilihannya tepat.

(mc/al)