(Mounture.com) — Beberapa pemilik kendaraan, khususnya roda empat atau mobil masih sering beranggapan bahwa dengan jarang menggunakan mobil untuk kegiatan apapun, akan membuat mobil itu menjadi lebih awet dibandingkan dengan mobil yang sering digunakan.
Lantas apakah hal ini benar? Melansir laman Suzuki Indonesia, dijelaskan bahwa mobil yang jarang digunakan justru akan berdampak buruk. Dijelaskan bahwa, mobil yang jarang dipakai akan berisiko lebih cepat rusak.
Adapun alasannya adalah karena sejatinya mobil perlu dipanaskan untuk bisa melancarkan tiap komponen kendaraan supaya tetap dalam kondisi prima.
“Mirip dengan manusia yang tidak pernah bergerak, biasanya akan lebih mudah terserang penyakit. Begitu juga dengan mobil, perlu melakukan pemanasan supaya mesin dan juga komponen yang lainnya bisa lebih awet,” tulis Suzuki Indonesia, beberapa waktu lalu.
Biasanya, kerusakan yang terjadi pada mobil saat jarang digunakan adalah pada bagian mesin. Kerusakan ini bisa terjadi karena oli di mesin tidak mengalir di seluruh mesin karena memang jarang atau tidak pernah dinyalakan.
Selain itu, bagian accu (aki) juga berisiko, kalau jarang dipakai rentan mengalami soak. Kendati tidak digunakan, aliran listrik dari aki akan terus mengalir, sehingga aki berisiko besar mengalami soak.
Karena itulah, sesekali mobil dilakukan pemanasan, minimal lakukan seminggu dua kali untuk menjaga peredaran oli tetap stabil. Lebih bagus lagi jika sesekali dibawa kencang atau paling tidak putaran mesin dibiarkan putaran tinggi. Hal tersebut penting agar terjadi gesekan-gesekan di mesin dan komponen-komponen bisa bergerak, sehingga terjadi kesesuaian antara permukaan yang bergesekan. (MC/PC)