Waspadai Mental Fatigue saat Mendaki Gunung: Kenali Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Waspadai Mental Fatigue

Mounture.com — Mendaki gunung bukan hanya menguji fisik, tetapi juga ketahanan mental. Di balik pemandangan memesona dan semangat mencapai puncak, banyak pendaki mengalami mental fatigue, yaitu kelelahan mental atau psikis yang muncul akibat kombinasi faktor fisik, emosional, serta lingkungan ekstrem.

Mental fatigue bisa muncul tanpa disadari dan berdampak serius terhadap keselamatan serta kenyamanan selama perjalanan. Oleh karena itu, penting bagi para pendaki untuk mengenali tanda-tandanya dan memahami cara mengatasinya.

Ciri-Ciri Mental Fatigue saat Mendaki

– Sulit fokus pada jalur atau instruksi tim
– Mudah tersinggung atau emosional, bahkan karena hal kecil
– Motivasi menurun, merasa ingin menyerah padahal tubuh masih mampu
– Rasa cemas berlebihan terhadap cuaca, jalur, atau kondisi fisik sendiri
– Pikiran kosong atau tidak responsif terhadap sekitar
– Berjalan seperti “autopilot”, tidak menyadari detail jalur
– Tidak lagi menikmati proses pendakian, meski ini adalah hobi sendiri

BACA JUGA: Demi Konten, Wisatawan Langgar Aturan di Bukit Kaba

Penyebab Mental Fatigue di Gunung

– Tekanan kelompok (takut tertinggal atau sungkan minta istirahat)
– Overthinking soal target summit atau kekhawatiran berlebihan
– Kurang tidur dan istirahat di basecamp
– Cuaca ekstrem seperti dingin, panas terik, atau hujan terus-menerus
– Trek monoton dan medan berat
– Kurang asupan makanan dan cairan

“Banyak pendaki merasa mentalnya terkuras sebelum fisiknya benar-benar lelah. Hal ini bisa berujung pada keputusan buruk atau kecelakaan,” ujar Dhoni seorang instruktur pendakian dari komunitas outdoor di Bekasi, Jawa Barat.

Cara Mengatasi Mental Fatigue saat Mendaki

– Istirahat sejenak di tempat aman, tarik napas dalam, dan tenangkan diri
– Konsumsi camilan manis/berenergi cepat seperti cokelat, kurma, atau madu
– Komunikasikan perasaan ke anggota tim, jangan memendam sendiri
– Berikan afirmasi positif pada diri: “Aku kuat, aku mampu”
– Ingatkan diri bahwa mendaki bukan kompetisi, nikmati prosesnya
– Jika aman, dengarkan musik lewat earphone untuk mengalihkan stres
– Tidur cukup sebelum hari summit atau etape jalur berat.

(mc/pd)