Mounture.com — Kebakaran hutan yang melanda kawasan Gunung Arjuno masih belum padam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat hingga 5 September 2023 luasan terdampak kebakaran tersebut mencapai 4.650 hektare.
Kebakaran hutan yang mengakibatkan cemara gunung, ilalang, dan semak belukar terbakar itu terus dilakukan upaya pemadaman oleh tim gabungan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu, menuturkan bahwa sudah ada sejumlah upaya untuk menangani kebakaran hutan di Gunung Arjuno. Salah satunya dengan menetapkan status kebakaran di Gunung Arjuno sebagai tanggap darurat bencana melalui surat keputusan PJ Wali Kota Batu.
“Selain itu, melakukan aktivasi Posko Pemadaman di Tahura Resort 04 Batu dan melaksanakan pemadaman darat serta udara. Lalu melakukan pendistribusian logistik dan pembukaan dapur umum,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, upaya lainnya dengan melaksanakan pemantauan, monitoring, dan evaluasi situasi terkini perkembangan kebakaran hutan serta lahan.
“Kemudian pemberangkatan tim gabungan untuk Penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Gunung Arjuna melalui jalur pendakian Brakseng, Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebanyak 36 personel,” tuturnya.
Selanjutnya, sambung Agung, melaksanakan pengecekan kesehatan sebelum pemberangkatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu dan PMI Kota Batu untuk tim gabungan.
Berikutnya, kata dia, tim melakukan pemadaman darat maupun udara (water bombing). Lalu melakukan koordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Jawa Timur, TNI, Polri dan Tahura R. Soerjo di Posko Darurat Kaliandra, Kabupaten Pasuruan dalam menangani bencana tersebut.
Sebelumnya, Tenaga Ahli BNPB Heri Setyono menyatakan bahwa selain kegiatan water bombing lewat udara, upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga penting dilakukan melalui darat.
“Karena bagaimanapun water bombing itu mempunyai banyak keterbatasan, seperti waktu terbang dan tempat pengambilan sumber air,” ujarnya. (MC/RIL)