Mounture.com — Geopark Ijen Jawa Timur resmi dikukuhkan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp) melalui konferensi internasional ke-10 UGGp di Maroko, Sabtu, 9 September 2023.
Sebelumnya, Geopark Ijen sudah ditetapkan masuk Global Geopark UNESCO sejak 24 Mei 2023 dalam sidang tahunan UNESCO di Paris, Prancis.
UNESCO (The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) sendiri adalah organisasi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Banyuwangi dan Bondowoso yang telah menjaga kelestarian Ijen.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah peduli dan menjaga kelestarian alam di Ijen. Capaian ini buah kerja keras mereka semua,” katanya di Surabaya, Jawa Timur.
Menurutnya, Ijen UGGp tidak hanya sekadar wisata, namun Ijen menjadi salah satu kekayaan alam bagi masyarakat Jatim, bahkan Indonesia.
Meski memiliki banyak keunggulan, Khofifah menjelaskan bahwa tak mudah untuk bisa meloloskan Ijen dalam UGGp. Terutama karena UGGp memiliki kriteria ketat yang harus dipenuhi dalam mengelola sumber daya geologi dan nilai budaya.
“Proses pengajuan ini kita mulai sejak penyampaian Letter of Intent (LOI) ke sekretariat UGGp melalui keputusan komite nasional geopark indonesia (KNGI) pada 30 Juli 2020 lalu,” ungkap dia.
BACA JUGA:
Estimasi Waktu Pendakian Gunung Salak via Ajisaka
Sementara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, berharap masuknya Kawah Ijen dalam jaringan global geopark UNESCO bakal meningkatkan perhatian publik internasional. Terlebih forum pengukuhan di Maroko itu dihadiri lebih dari 1.200 ilmuwan, peneliti, dan pegiat geopark dari 50 negara.
“Pengukuhan Geopark Ijen sebagai bagian dari jaringan global geopark dari UNESCO ini bukan akhir, tapi justru awal dari upaya Banyuwangi untuk bisa membawa potensi daerah ke level internasional,” ujar Ipuk.
Ipuk, mengatakan bahwa ketika sebuah geopark masuk jaringan geopark dunia, maka akan diikuti dengan perhatian internasional dan kenaikan kunjungan orang. “Kita berharap ini bisa turut menggerakkan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan tentu menjaga keberlanjutan lingkungan serta budaya lokal,” jelasnya.
Banyuwangi juga melarang pembangunan hotel di sekitar Ijen dan tempat-tempat wisata lainnya, hal ini tak lain supaya masyarakat sekitar dapat membuka home stay demi pengembangan ekonomi daerah dan bagian dari menjaga kearifan lokal.
Geopark Ijen memiliki kekayaan alam dan keunikan bentang alam. Geopark Ijen terletak di dua wilayah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yakni Kabupaten Banyuwangi dan wilayah Kabupaten Bondowoso.
Karakteristik utama yang diunggulkan dari Geopark Ijen adalah keelokan kawasan Gunung Ijen yang mengedepankan tiga komponen pariwisata, yaitu geologi, biologi, dan budaya. Setidaknya terdapat 21 situs geologi yang dikembangkan oleh tim Geopark Ijen. Mulai dari skala lokal hingga skala internasional.
Salah satu dari banyak situs geologi yang mempunyai fenomena luar biasa adalah Kawah Ijen dengan danau kawah paling asam di dunia dengan fenomena alam blue fire yang muncul sebagai solfatara. (MC/RIL)