TN Bantimurung Bulusaraung: Surga Karst dan Keanekaragaman Hayati di Sulawesi Selatan

TN Bantimurung Bulusaraung

Puncak Bulusaraung – Foto: TN Bantimurung Bulusaraung

Mounture.com — Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, mencakup wilayah Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, dan Kabupaten Bone dengan luas mencapai 43.740,20 hektar.

Dikutip dari laman resminya, disebutkan bahwa kawasan ini terkenal dengan lanskap karst yang unik, gua-gua berornamen stalaktit dan stalagmit, serta nilai historis yang tinggi. Selain sebagai pusat konservasi alam, taman nasional ini juga menjadi destinasi ekowisata yang menarik.

Keajaiban Karst Maros-Pangkep

TN Bantimurung Bulusaraung memiliki bentang alam karst yang menakjubkan, dikenal sebagai Karst Maros-Pangkep. Kawasan ini merupakan salah satu yang terluas di dunia, menduduki peringkat kedua setelah Karst Cina Selatan. Pegunungan karst yang menjulang tinggi dengan dinding-dinding curam menghadirkan pemandangan spektakuler.

Di balik menara-menara karst tersebut, terdapat sungai bawah tanah dengan air yang jernih, menopang kehidupan masyarakat setempat. Mata air alami yang mengalir dari kaki-kaki tebing juga tidak pernah kering, menjadikannya sumber air penting bagi lingkungan sekitar.

Gua Prasejarah dan Warisan Budaya

Selain formasi geologi yang unik, kawasan ini juga menyimpan peninggalan prasejarah. Gua Petta Kere dan Gua Petae di Taman Prasejarah Leang-Leang menyimpan lukisan manusia purba yang menjadi bukti sejarah peradaban awal di Sulawesi.

Gua-gua ini menawarkan pengalaman eksplorasi yang menarik bagi para penelusur gua dan pencinta sejarah.

BACA JUGA: Kiat Mendaki Gunung dengan Biaya Terjangkau

Destinasi Pendakian Favorit

Bagi pecinta alam dan pendaki, Puncak Bantimurung dengan ketinggian 1.353 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi tujuan favorit.

Jalur pendakian yang relatif pendek dengan medan yang tidak terlalu sulit menjadikannya cocok bagi pendaki pemula maupun yang berpengalaman.

Pesona Air Terjun Bantimurung dan Kerajaan Kupu-Kupu

Tidak jauh dari pintu masuk taman nasional, terdapat Air Terjun Bantimurung yang menyajikan suasana sejuk dan menenangkan. Sebelum mencapai air terjun, pengunjung dapat melihat berbagai jenis kupu-kupu di area penangkaran.

Kawasan ini pernah dikunjungi oleh naturalis Alfred Russel Wallace pada tahun 1856. Wallace begitu terpesona dengan keanekaragaman kupu-kupu dan satwa lainnya, hingga ia menjuluki Bantimurung sebagai “The Kingdom of Butterfly”.

Keanekaragaman Hayati di Bantimurung Bulusaraung

Sebagai bagian dari ekoregion Wallacea, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Beberapa spesies endemik yang mendiami kawasan ini antara lain:

  • Kuskus Sulawesi (Strigocuscus celebencis)
  • Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus)
  • Julang Sulawesi (Aceros cassidix)
  • Musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroeckii)
  • Kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus)
  • Kera Hitam Sulawesi (Macaca maura) – dapat dijumpai di Karaenta dan Tondong Tallasa
  • Tarsius Nokturnal (Tarsius fuscus) – ditemukan di Pattunuang dan Pampang

(mc/ril)