
Foto: Instagram/@rskyagustinh
Mounture.com — Gunung Raung di Jawa Timur dikenal sebagai salah satu gunung paling menantang di Indonesia. Dengan kaldera kering raksasa berdiameter 2,2 km, Raung memikat para pendaki yang haus tantangan. Salah satu jalur tertua dan paling bersejarah untuk mencapai puncaknya adalah jalur klasik via Sumberwringin.
Sejarah Jalur Klasik Sumberwringin
Desa Sumberwringin, terletak di Kecamatan Sukosari, Kabupaten Bondowoso, menjadi gerbang utama menuju puncak Gunung Raung sejak era kolonial Belanda. Jalur ini pertama kali digunakan pada tahun 1913 untuk keperluan riset vulkanologi oleh pemerintah kolonial.
Di masa itu, mendaki Raung bukan untuk sekadar petualangan. Para peneliti bertujuan mengamati aktivitas vulkanik, mempelajari kaldera, dan mengeksplorasi flora-fauna pegunungan.
Seiring berjalannya waktu, khususnya pada era 70-80an, jalur ini mulai dikenal oleh para pendaki lokal sebagai salah satu rute ekstrem dengan tantangan alam liar yang sesungguhnya.
BACA JUGA: Watu Lumpang: Batu Bersejarah di Jalur Pendakian Gunung Merbabu
Profil Jalur Pendakian Sumberwringin
– Lokasi: Desa Sumberwringin, Bondowoso, Jawa Timur
– Tingkat Kesulitan: Sulit (curam, berbatu, dan berdebu)
– Durasi Pendakian: 2–3 hari (pulang-pergi)
– Jarak Tempuh: ±25–30 km dari basecamp ke puncak
Pendakian melalui jalur ini menawarkan trek panjang melewati kebun kopi, hutan pinus, hingga sabana. Tantangan utama muncul setelah ketinggian 2.700 mdpl, dengan medan berbatu, debu vulkanik licin, dan angin kencang yang bisa tiba-tiba menyerang.
Titik-Titik Penting Pendakian
Basecamp Sumberwringin (800 mdpl): Registrasi dan persiapan logistik.
– Pos 1–Pos 5: Melintasi hutan tropis menuju kawasan sabana.
– Sumber Air Pos 3 (1.500 mdpl): Sumber air terakhir sebelum puncak.
– Puncak Wates (2.200 mdpl): Spot berkemah favorit.
– Bukaan Angin (2.700 mdpl): Medan debu vulkanik dan zona angin ekstrem.
– Puncak Sejati Raung (3.332 mdpl): Pemandangan kaldera ikonik dengan tantangan tebing curam.
BACA JUGA: Panduan Transportasi ke Gunung Merbabu dari Jakarta, Lengkap dengan Estimasi Biaya
Tantangan Mendaki Gunung Raung via Sumberwringin
Mendaki Raung lewat Sumberwringin bukan buat sembarang orang. Berikut beberapa tantangan berat yang wajib diketahui:
– Debu vulkanik: Membuat trek licin, terutama saat menanjak dan turun.
– Angin kencang: Di ketinggian 2.700 mdpl ke atas, angin bisa sangat kuat.
– Minim sumber air: Hanya tersedia hingga Pos 3, selebihnya harus membawa sendiri.
– Suhu ekstrem: Bisa turun hingga 5°C di malam hari.
Perlengkapan Wajib
Sebelum menantang jalur klasik ini, pastikan membawa perlengkapan yang tepat:
– Sepatu trekking dengan grip kuat
– Jaket tebal, buff, sarung tangan
– Tenda dome tahan angin
– Logistik air minimal 3L per orang per hari
– Headlamp, masker debu, dan goggles
Waktu Terbaik untuk Pendakian
Disarankan mendaki saat musim kemarau (Juni–September) untuk menghindari hujan dan kabut tebal. Hindari akhir pekan jika ingin suasana lebih sepi dan pendakian lebih nyaman.
BACA JUGA: Makin Banyak yang Mendaki Gunung, Tapi Apa Kabar Gunungnya?
Tips Aman Mendaki Jalur Sumberwringin
– Gunakan guide lokal untuk membantu navigasi, terutama jika baru pertama kali.
– Jaga jarak dari bibir kawah, karena tanahnya rapuh dan berbahaya.
– Bawa goggles untuk melindungi mata dari debu vulkanik.
– Zero waste hiking: Semua sampah wajib dibawa turun!
Alternatif Jalur Pendakian Gunung Raung
Selain Sumberwringin, ada juga jalur lain, yakni via Kalibaru (Banyuwangi): Jalur lebih pendek tapi curam. Kemudian via Glenmore (Banyuwangi): Jalur hutan lebat dengan suasana lebih sunyi.
(mc/pd)