Mounture.com — Melakukan kegiatan di alam bebas, terutama mendaki gunung memang menjadi salah satu aktivitas yang cukup berbahaya dan menantang. Oleh karenanya persiapan matang sangat diperlukan untuk menjaga keamanan, keselamatan hingga kenyamanan saat pendakian.
Adapun kegiatan mendaki gunung memiliki banyak risiko, salah satunya terkena serangan penyakit hipoksia. Hipoksia merupakan salah satu penyakit ketinggian, di mana tubuh akan mengalami kondisi kekurangan oksigen akibat pengaruh ketinggian.
Semakin tinggi gunung, maka tekanan oksigen akan semakin menurun, dan bisa menyebabkan kondisi jaringan pada tubuh kekurangan suplai oksigen. Hal ini biasanya terjadi saat melakukan pendakian ke gunung dengan ketinggian di atas 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
BACA JUGA:
Kiat Lakukan Aklimatisasi saat Mendaki Gunung
Kiat Hindari Hipotermia saat Mendaki Gunung
Gejala penyakit Hipoksia sendiri pun beragam, namun pada umumnya seorang pendaki yang terserang Hipoksia akan memiliki gejala seperti pandangan kabur, nafas tersengal-sengal, tubuh lemas hingga perubahan sikap seperti sulit menentukan keputusan, bingung, emosional dan lainnya yang disebabkan kurangnya asupan oksigen ke otak.
Oleh karena itu, diperlukan aklimatisasi untuk menyesuaikan kondisi lingkungan. Untuk melakukan proses aklimatisasi dibutuhkan waktu yang cukup beragam tergantung dari ketinggian gunung yang akan didaki.
Penting diingat, sebelum benar-benar ingin melakukan pendakian, maka kalian perlu melakukan perencanaan hingga persiapan fisik yang mumpuni serta mencari literasi yang berlimpah agar kondisi darurat setidaknya bisa dicegah saat melakulan pendakian. (MC/RIL)