Mendaki Bareng Pasangan: Bukan Soal Romantis, Tapi Soal Tanggung Jawa

Mendaki Bareng Pasangan

Mounture.com — Mendaki gunung bareng pasangan. Bagi sebagian orang, kedengarannya seperti petualangan romantis. Momen melihat matahari terbit berdua, berbagi teh hangat di atas awan, atau saling suap mi instan dalam dinginnya kabut pegunungan.

Tapi di balik itu semua, ada satu hal yang jauh lebih penting dari sekadar unggahan Instagram: saling menjaga.

Saya percaya, naik gunung bareng pasangan itu bukan cuma tentang menaklukkan puncak, tapi bagaimana kita tumbuh bareng, dalam letih, lapar, bahkan ego masing-masing.

Di jalur pendakian, semua topeng bisa lepas. Yang biasanya cuek bisa jadi panik waktu pasangan kelelahan. Yang biasanya sabar bisa mendadak emosian saat tenda bocor di tengah hujan.

Di situlah, kedewasaan diuji. Bukan siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling siap mendengarkan dan mendampingi.

BACA JUGA:

Kisah Mistis Gunung Bromo: Legenda, Sesajen, dan Suara Gaib

Rekomendasi 5 Wisata Alam Terbaik di Wonogiri

Saya pernah melihat sepasang pendaki saling diam dari pos dua sampai hampir puncak, cuma karena salah paham soal rute. Tapi saya juga pernah menyaksikan yang sebaliknya, pasangan yang berbagi beban, saling memotivasi, dan sama-sama minta maaf setelah salah arah.

Bedanya cuma satu, yaitu mereka sadar, naik gunung bukan lomba menang-menangan, tapi perjalanan yang harus dijaga bareng-bareng.

Mendaki bareng pasangan juga berarti siap jadi cermin. Saat dia mulai kehabisan tenaga, kita yang dorong semangatnya. Saat kita yang down, dia yang jadi sandaran. Kita saling melihat sisi paling rapuh satu sama lain—dan memilih tetap tinggal, bukan meninggalkan.

Dan yang paling penting adalah jangan pernah lupa bahwa di gunung, keselamatan adalah segalanya. Jangan egois ingin cepat sampai puncak lalu lupa memperhatikan pasangan yang tertinggal di belakang.

Jangan demi foto bagus, lupakan bahwa pasangan sedang menggigil dan butuh jaket tambahan. Romantis itu penting, tapi tanggung jawab lebih utama.

Jadi, buat kamu yang berencana naik gunung bareng pasangan, ingat ini: pendakian bukan soal “kita” di puncak, tapi “kita” di setiap langkah yang saling jaga.

Karena yang paling indah bukan matahari terbit dari puncak, tapi rasa aman yang kita bagi sepanjang perjalanan.

(mc/aa)