Mounture.com — Saat melakukan pendakian gunung, para pendaki diwajibkan untuk mematuhi aturan yang berlaku, baik dari pengelola jalur resmi maupun norma adat masyarakat sekitar. Sikap sopan santun juga sangat penting agar pendakian berjalan lancar, aman, serta tetap menjaga kelestarian alam.
Beberapa larangan yang diberlakukan oleh warga lokal maupun pengelola gunung bukan tanpa alasan. Selain untuk menjaga keamanan pendaki, aturan tersebut juga menjadi bagian dari upaya melestarikan lingkungan sekaligus menghormati kepercayaan masyarakat setempat.
Salah satu gunung di Jawa Barat yang dikenal memiliki aturan dan mitos khusus adalah Gunung Guntur di Garut. Pendaki yang berniat melakukan perjalanan ke gunung ini diimbau untuk menghormati larangan-larangan yang berlaku.
BACA JUGA: Pendakian Gunung Sumbing via Dukuh Seman: Akses, Basecamp, dan Estimasi Waktu
Berikut tiga hal yang dilarang dilakukan saat mendaki Gunung Guntur:
1. Dilarang bersiul selama pendakian.
2. Tidak boleh meniup suling atau alat musik sejenis.
3. Dilarang menanyakan jalan kepada sesama pendaki atau warga di sekitar jalur.
Walaupun terdengar aneh bagi sebagian orang, larangan ini merupakan bagian dari mitos dan kepercayaan masyarakat setempat. Pendaki disarankan untuk menghormati aturan tersebut sebagai bentuk etika dan penghargaan terhadap budaya lokal.
BACA JUGA: Gunung Bismo via Deroduwur: Estimasi Waktu Pendakian dan Rute Lengkap
Masyarakat sekitar meyakini bahwa pelanggaran terhadap larangan ini dapat mengganggu kelancaran pendakian. Oleh karena itu, penting bagi para pendaki untuk menaati aturan yang ada, baik aturan formal maupun adat, agar perjalanan tetap aman, nyaman, dan penuh makna.
Gunung Guntur bukan hanya destinasi alam yang indah, tetapi juga kaya akan nilai budaya dan kepercayaan lokal. Dengan menjaga sikap, menghormati aturan, serta tidak melakukan hal-hal yang dilarang, pendaki dapat berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya sekaligus keindahan alam Garut.
(mc/pd)