Mounture.com — Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) mengimbau para pendaki dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas tracking atau eksplorasi di wilayah Semuncar, karena bukan merupakan jalur pendakian resmi dan termasuk dalam kawasan konservasi non-pemanfaatan wisata.
TN Gunung Merbabu, menyebutkan bahwa Semuncar adalah sumber air bersih utama bagi ribuan warga di lima desa sekitar Gunung Merbabu, yaitu Desa Sampetan, Desa Candisari, Desa Ngargoloko, Desa Ngadirojo, dan Desa Kembang.
Selain itu, trekking di wilayah ini dilarang keras, karena medan ekstrem, curam, licin, dan rawan kecelakaan, berpotensi merusak vegetasi penyangga mata air serta dapat menurunkan kualitas air minum masyarakat.
BACA JUGA:
Ramalan Shio untuk Pendaki pada Juli 2025
Curug Panglebur Gongso, Destinasi Wisata Alam Eksotis di Kendal yang Sarat Mitos
Lebih lanjut TN Gunung Merbabu, menjelaskan setiap jejak kaki di wilayah konservasi bisa membawa dampak ekologis besar, mulai dari pencemaran hingga kerusakan sumber daya alam vital.
“Semuncar bukan tempat untuk petualangan. Ini adalah penyangga kehidupan yang harus dijaga,” ujar pihak TNGMb dalam rilis resminya.
Untuk itu, TN Gunung Merbabu meminta untuk mendukung konservasi Gunung Merbabu dengan menghindari jalur ilegal, menghormati zona larangan aktivitas wisata, dan menjadi pendaki bijak yang peduli lingkungan.
(mc/ril)