Pendakian Tektok Gunung Slamet via Sawangan Kini Hanya Buka Sabtu–Minggu Mulai 1 Desember 2025

Basecamp Gunung Slamet via Sawangan – Foto: instagram/@slamet_viasawangan

Mounture.com — Pengelola basecamp pendakian Gunung Slamet via Sawangan resmi mengumumkan perubahan kebijakan terkait kegiatan pendakian tektok Gunung Slamet via Sawangan.

Terhitung mulai 1 Desember 2025, pendakian jalur ini hanya dibuka pada hari Sabtu dan Minggu, kecuali pada hari libur nasional atau open trip yang telah terkonfirmasi lebih dahulu.

Kebijakan ini diumumkan sebagai bentuk pengaturan kunjungan dan peningkatan keselamatan pendaki, mengingat jalur Sawangan dikenal sebagai salah satu rute yang cukup menantang bagi para pendaki Gunung Slamet.

BACA JUGA: Pendakian Gunung Tambora Kini Pakai Sistem Baru, Simak Tarif dan Aturannya

Dalam pengumuman resminya, pihak pengelola melalui akun instagram @slametviasawangann, disampaikan bahwa terhitung mulai tanggal 1 Desember 2025, pendakian tektok Gunung Slamet via Sawangan hanya buka di Sabtu–Minggu.

“Terkecuali hari libur lainnya dan open trip yang sudah terkonfirmasi sebelumnya,” tulis pengumuman resmi pengelola basecamp pendakian dikutip dari akun instagram @slametviasawangann.

Dengan aturan ini, pendaki yang ingin melakukan perjalanan tektok atau pendakian satu hari tanpa menginap, perlu menyesuaikan jadwal agar sesuai dengan hari operasional yang telah ditetapkan. Open trip yang telah mendapatkan persetujuan tetap diperbolehkan beraktivitas di luar jadwal reguler.

BACA JUGA: Kegiatan Trail Run Gunung Slamet Via Bambangan Dibuka Kembali

Diketahui, Gunung Slamet (3.428 mdpl) merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dan dikenal dengan rute yang panjang serta menantang.

Jalur Sawangan, yang terletak di Kabupaten Purbalingga, menjadi salah satu jalur favorit pendaki yang ingin menjajal pendakian cepat (tektok) karena rutenya relatif langsung menuju puncak.

Berikut gambaran jalur Sawangan yang biasa dijelaskan dalam berbagai artikel pendakian:

1. Karakter Jalur

– Dominasi trek berupa tanah dan akar, dengan kemiringan yang cukup curam sejak awal pendakian.

– Jalur terkenal sebagai rute yang “langsung menanjak” tanpa banyak bonus.

– Cocok untuk pendaki berpengalaman atau yang terbiasa dengan pendakian tektok.

2. Pos–Pos Pendakian

Jalur Sawangan memiliki beberapa pos utama yang umumnya digunakan sebagai titik istirahat:

– Pos 1 – Pos 3: Medan mulai menanjak dengan vegetasi rapat.

– Pos 4–5: Trek semakin terbuka dan terjal.

– Menuju Puncak: Medan pasir dan batuan, dengan angin yang cukup kencang.

Waktu tempuh tektok rata-rata 8–12 jam PP, tergantung kondisi fisik pendaki.

3. Keunggulan Jalur Sawangan

– Cocok untuk pendakian harian tanpa bermalam.

– Pemandangan hutan, lembah, dan punggungan yang masih alami.

– Gerbang pendakian dekat pemukiman sehingga akses relatif mudah.

4. Tingkat Kesulitan

Jalur Sawangan termasuk menengah–berat, dengan sedikit area landai. Pendaki harus memastikan kondisi fisik prima, membawa perbekalan cukup, serta memperhatikan batas waktu pendakian yang biasanya sudah ditetapkan oleh pengelola.

(mc/ril)