Kendala Pemadaman Kebakaran Hutan di Gunung Arjuno dengan Bom Air

Foto: Instagram/@khofifah.ip

Mounture.com — Sudah sepekan berlangsung, kebakaran hutan melanda Gunung Arjuno belum terselesaikan. Bukan tanpa usaha, sejumlah pihak terus mengupayakan pemadam api yang semakin meluas.

Bahkan, upaya pemadaman kebakaran hutan tersebut dilakukan dengan menggunakan bom air atau water bombing melalui udara, namun masih juga menghadapi banyak kendala.

Kendala yang dihadapi saat melakukan pemadaman dengan bom air menggunakan helikopter, antara lain kondisi cuaca yang sering berubah dengan cepat, dan angin kencang di kawasan puncak.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur, Satriyo Nurseno, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca dan angin menjadi tantangan bagi pilot helikopter untuk menjangkau titik api.

“Kalau kesulitan yang pertama cuaca. Kalau cuaca baik proses pemdaman menggunakan bom air bisa optimal. Selain itu angin sangat kencang, karena berada di lembah sehingga sangat menyulitkan,” ungkapnya.

BACA JUGA:

Kebakaran Hutan, Sebagian Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup

Kebakaran Hutan, Kegiatan Pendakian Gunung Arjuno Welirang Ditutup

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa sepanjang Sabtu, 2 September 2023 helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berulang kali mengambil air dari kolam renang Kaliandra Resort di Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan dan berhasil memadamkan 13 titik kebakaran.

Ia pun menyebutkan bahwa rencananya helikopter bakal memadamkan api di sejumlah titik api yang tersebar, mulai dari Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, hingga wilayah Kota Batu di Gunung Arjuno yang sulit dijangkau tim dari darat.

“Rencana pemadaman semua, cuma kita evaluasi satu titik dulu padam, baru nanti kita geser ke titik selanjutnya,” ungkapnya.

Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur rencananya akan menambah pilot helikopter untuk menerbangkan helikopter milik BNPB. Sebab, secara aturan pilot hanya diperbolehkan untuk terbang maksimal selama lima jam.

Dengan adanya penambahan pilot tersebut, diharapkan akan mampu menambah waktu lebih lama untuk melakukan pemadaman api.

“Jadi (penambahan pilot helikopter) bisa lebih panjang lagi untuk proses pemadaman, karena sesuai aturan pilot ini sehari lima jam penerbangan. Kita berupaya untuk mendatangkan pilot lagi. Insya Allah besok bisa dua pilot untuk bisa kerja, heli tetap satu,” tutupnya. (MC/RIL)