
pemandangan dari Gunung Bismo – Foto: instagram/@imamarchipale
Mounture.com — Gunung Bismo merupakan salah satu gunung indah di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung dengan ketinggian 2.365 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memiliki beberapa jalur pendakian populer, di antaranya via Silandak, Ndero Duwur, Pulosari, dan Sikunang.
Dari keempat jalur tersebut, jalur Sikunang dikenal sebagai yang paling mudah dan cepat untuk mencapai puncak. Rute ini cocok bagi pendaki pemula maupun mereka yang ingin menikmati keindahan alam tanpa jalur yang terlalu menantang.
Untuk menuju jalur pendakian ini, pendaki bisa langsung ke Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Lokasi basecamp dapat ditemukan dengan mudah melalui Google Maps menggunakan kata kunci “Basecamp Bismo via Sikunang.”
Basecamp ini menyediakan area parkir luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. Bagi yang ingin melakukan reservasi atau menanyakan informasi pendakian, bisa menghubungi akun Instagram @gunungbismoviasikunang.
Perjalanan menuju puncak Gunung Bismo via Sikunang terbilang ramah bagi pendaki. Jalur sudah dilengkapi dengan petunjuk arah yang jelas.
BACA JUGA: Ingat! Teriak Sembarangan di Gunung Bisa Ganggu Alam dan Pendaki Lain
Pada awal pendakian, pendaki akan melewati area pemukiman warga, menyeberangi jembatan, lalu melewati kantor kepala desa sebelum masuk ke area hutan.
Terdapat tiga pos pendakian utama di jalur ini. Setelah pos 3, pendaki akan menemukan area camp yang nyaman dengan panorama menawan. Dari titik ini, terlihat jelas Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, serta kawasan Dieng yang memanjakan mata.
Waktu tempuh menuju puncak Gunung Bismo rata-rata sekitar dua jam perjalanan, tergantung kondisi fisik dan kecepatan pendakian masing-masing orang.
Menariknya, pendaki juga bisa menggunakan jasa ojek untuk mencapai Pos 2 dari basecamp, sehingga waktu tempuh menjadi lebih singkat.
Gunung Bismo juga memiliki beberapa pantangan adat yang dipercaya masyarakat sekitar. Pendaki dilarang memakai pakaian berwarna kuning, membawa boneka, serta menggunakan pengeras suara atau speaker musik portable. Larangan ini perlu dihormati demi menjaga kelestarian dan keharmonisan alam Gunung Bismo.
(mc/ril)