
Ilustrasi dihasilkan AI
Mounture.com — Gunung Ciremai di Jawa Barat, menjadi salah satu habitat penting bagi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), burung langka yang juga menjadi inspirasi lambang negara Indonesia. Satwa endemik Pulau Jawa ini dinobatkan sebagai predator puncak (top predator) di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dan berperan besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Menurut Silvia Lucyanti, Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGC, Elang Jawa memiliki ciri khas jambul menonjol dan bulu berwarna cokelat.
Habitat favoritnya adalah lereng atau lembah yang dekat sumber air dan jauh dari aktivitas manusia. Mereka juga kerap terlihat menjelajah di zona ekoton, yaitu peralihan antara hutan dan padang rumput, untuk mencari mangsa seperti tikus dan ular kecil.
“Elang Jawa sangat penting dalam rantai makanan. Jika mereka punah, bisa terjadi ledakan populasi tikus atau satwa kecil lainnya,” jelas Silvia.
BACA JUGA: Susi Air Buka Penerbangan Langsung ke Karimunjawa dari Semarang dan Yogyakarta
Kabar baiknya, populasi Elang Jawa di Gunung Ciremai menunjukkan tren stabil bahkan cenderung meningkat. Data ini diperoleh dari pemantauan di 13 titik lokasi yang tersebar di Kabupaten Kuningan dan Majalengka.
Bahkan, petugas menemukan individu elang remaja yang sudah mandiri, yang menandakan adanya proses regenerasi.
Meskipun usia Elang Jawa di alam liar bisa mencapai 30 tahun, proses reproduksinya sangat lambat, biasanya hanya bertelur satu kali dalam satu hingga dua tahun. Hal inilah yang membuat spesies ini sangat rentan terhadap ancaman dan membutuhkan perlindungan ekstra.
Upaya konservasi Elang Jawa menghadapi tantangan serius, terutama akibat dinamika pemanfaatan hutan untuk jasa lingkungan dan wisata alam.
Silvia mencontohkan bagaimana peningkatan aktivitas manusia di lembah Cilengkrang (Kuningan dan Majalengka) menyebabkan elang berpindah sarang ke tempat yang lebih tenang.
“Sarang Elang Jawa bisa berada di dalam hutan alam maupun di tepiannya. Pelacakan jadi sulit karena habitat mereka terus berubah,” ungkap Silvia.
Sebagai spesies endemik yang terancam punah, Elang Jawa memerlukan kolaborasi semua pihak, termasuk masyarakat dan pendaki gunung, untuk menjaga kelestarian habitatnya. Perlindungan bersama menjadi kunci keberlangsungan hidup burung kebanggaan bangsa ini.
(mc/ril)