Daftar Gunung di Indonesia dengan Angka Kematian Pendaki Tertinggi

Ilustrasi operasi SAR

Ilustrasi operasi SAR – Foto: Dall.E

Mounture.com — Indonesia dikenal memiliki banyak gunung indah yang menjadi tujuan pendakian, mulai dari Gunung Semeru, Rinjani, hingga Marapi. Namun, di balik keindahannya, pendakian juga menyimpan risiko tinggi. Data resmi menunjukkan ratusan pendaki telah meninggal di berbagai gunung Indonesia dalam kurun waktu lebih dari satu dekade terakhir.

Ratusan Pendaki Meninggal Sejak 2013

Berdasarkan catatan 1 Januari 2013 hingga Mei 2024, tercatat sedikitnya 155 pendaki meninggal dunia saat melakukan pendakian di Indonesia.

Gunung dengan jumlah korban tertinggi adalah:

1. Gunung Marapi (Sumatra Barat): 25 kasus, termasuk 23 korban akibat erupsi pada Desember 2023.

2. Gunung Lawu: 18 kasus.

3. Gunung Rinjani: 11 kasus.

4. Gunung Semeru: 10 kasus.

5. Gunung Bawakaraeng: 7 kasus.

BACA JUGA: Pentingnya Menghargai Alam saat Mendaki Gunung

Catatan 2021–2025

Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) juga merangkum angka kecelakaan di sejumlah gunung rawan:

1. Gunung Semeru: 171 kejadian, dengan 69 pendaki meninggal dan 102 luka-luka.

2. Gunung Marapi: 25 kejadian, 24 meninggal dan 1 luka ringan.

3. Gunung Rinjani: 18 kejadian, 11 meninggal dan 7 luka-luka.

4. Gunung Lawu: 7 pendaki meninggal.

5. Gunung Malabar: 11 pendaki meninggal.

Kasus Tahun 2025

Sepanjang tahun 2025 hingga pertengahan tahun, sudah tercatat 16 pendaki meninggal dunia di berbagai gunung Indonesia.

– Sebagian besar korban adalah pendaki lokal, namun ada juga 3 pendaki asing yang meninggal: asal Korea Selatan, Malaysia, dan Brasil.

– Kasus menonjol termasuk kematian Juliana Marins, pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani, serta seorang pendaki Korea Selatan di Gunung Agung.

Faktor Penyebab

Berbagai penyebab kecelakaan fatal di gunung antara lain:

– Cuaca ekstrem dan badai.

– Hipotermia.

– Erupsi gunung berapi.

– Medan curam dan longsor.

– Kesalahan navigasi hingga tersesat.

Pentingnya Keselamatan saat Mendaki

Data ini menjadi pengingat bahwa pendakian bukan hanya soal menaklukkan puncak, tetapi juga tentang keselamatan. Pendaki perlu menyiapkan fisik, mental, peralatan lengkap, serta selalu mengikuti aturan resmi jalur pendakian.

(mc/ril)