Bayi Gajah Sumatera Kembali Lahir di TN Way Kambas

Foto: TN Way Kambas

Mounture.com — Kabar gembira kembali datang dari dunia konservasi satwa liar di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), di mana telah lahir bayi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dengan jenis kelamin jantan lahir di Camp Elephant Rescue Unit (ERU) Bungur, TNWK pada Sabtu 11 November 2023 lalu.

Bayi gajah sumatera ini lahir dari indukan Riska dan merupakan kelahiran kedua setelah kelahiran anak pertama pada 2017 dengan jenis kelamin betina.

“Bayi gajah ini lahir dengan sehat dengan berat badan 108 kilogram, panjang badan 120 centimeter, Lingkaran dada 110 centimeter dan tinggi bahu 93 centimeter,” ungkap Plt. Kepala Balai TNWK, Hermawan dikutip dari keterangan resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Saat ini TNWK mempunyai 4 Camp Elephant Response Unit (ERU) yang berlokasi di Bungur, Tegal Yoso, Margahayu dan Harjosari. Total gajah jinak yang ada di Camp ERU maupun Pusat Latihan Gajah (PLG) saat ini menjadi 60 ekor (Camp ERU 27 ekor dan PLG 33 ekor).

BACA JUGA:

Ingat! Ini Larangan saat Mendaki Gunung Bismo

Menparekraf: Minahasa Wakefest 2023 akan Perkuat Minat Wisata Olahraga di Indonesia

Pada saat ini, induk dan bayi gajah sumatera tersebut dalam pemantauan Mahout dan asisten mahout, serta tim medis TNWK untuk memastikan kesehatannya.

Diketahui, Gajah Sumatera merupakan salah satu jenis satwa liar dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi.

Selain itu, Gajah sumatera juga merupakan satwa prioritas dan menjadi salah satu prioritas dalam pengelolaan Kawasan TNWK.

“Semoga dengan adanya kelahiran berbagai satwa menjadi indikasi bahwa upaya-upaya konservasi spesies dilindungi di Taman Nasional, seperti perlindungan kawasan dari perburuan dan perambahan, pengembangbiakan semi insitu dan pemberdayaan masyarakat sebagai safeguard telah dilakukan dengan baik dan akan semakin ditingkatkan untuk berkontribusi pada pencapaian target global, seperti Kunming Montreal Global Biodiversity Framework maupun target nasional IBSAP post 2020, yaitu mengurangi kehilangan keanekaragaman hayati,” tutur Dirjen Konservasi Sumberdaya Alam dan ekosistem, Satyawan Pudiatmoko.

(mc/ril)