Mounture.com — Medio Juni 2016 lalu, seorang pendaki gunung asal Swiss, Lionel Du Croux hilang di Gunung Semeru, Jawa Timur. Meski hingga kini belum ditemukan, namun ada kenangan yang tersirat dalam misi pencarian survivor asal Swiss itu, yaitu penemuan jejak kaki dari Macan Tutul penghuni Gunung Semeru.
Seperti dikisahkan oleh akun instagram @saverindo, belum lama ini. Diceritakan bahwa selama berhari-hari melakukan pencarian pendaki yang hilang itu di dalam hutan Gunung Semeru, salah satu SRU tim SAR yang diterjunkan yaitu Saver dan Tumpang Camp mendapati jejak macan tutul.
“Beruntung sempat dipertemukan jejak ‘Mbah-e’ (Macan tutul) di sebuah lembah yang lebat dan lembab,” tulis akun @saverindo.
Mereka pun mengabadikan momen itu, dan melakukan pembandingan ukuran dengan menggunakan korek api. Di mana mereka memberikan catatan bahwa jejak Macan Tutul (Panthera Pardus) sangatlah berbeda dengan jejak dari anjing. Mulai dari bentuk dan lebar telapak kaki, jarak kerapatan jari dan ada tidaknya kuku (cakar).
Dijelaskan pula bahwa jejak telapak kaki anjing lebih lonjong dan selalu ada tancapan kuku di bagian jari, jarak antar jari rapat. Sedangkan jejak Macan yang ditemukan (kebanyakan) tidak sedang berkuku atau cakar, yang dikeluarkan hanya pada saat terancam, panik atau gusar (marah), dan berburu mangsa.
“Semoga postingan ini bisa menjawab postingan video yang sempat ramai beredar beberapa waktu yang lalu tentang sebuah jejak di sekitar Rakum (Ranu Kumbolo), dan sekaligus bisa jadi sedikit edukasi buat kita semua, untuk tidak gegabah mengidentifikasi dan mempublikasikan, serta menjadi warning agar berhati-hati,” kata @saverindo.
Akun itu juga mengingatkan agar dalam melakukan pendakian untuk menjaga sopan santun dan etika. “Semoga nggak akan ada lagi cerita pendaki yang hilang nyasar. Dalam pendakian sempatkanlah ‘PERMISI’ sebelum masuk ‘Rumah’ mereka,” terang @saverindo. (MC/RIL)