Petualangan di Bukit Wairinding: Surga Hijau Nusa Tenggara Timur

Bukit Wairinding Sumba

Foto: commons.wikimedia.org

Mounture.com — Di balik hamparan luas savana di Pulau Sumba, terdapat sebuah keindahan alam yang menakjubkan bernama Bukit Wairinding.

Terletak di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, bukit ini menjadi salah satu destinasi wisata alam paling memesona di Indonesia bagian timur.

Menurut laman resmi Dinas Pariwisata NTT, Bukit Wairinding berada di ketinggian sekitar 100–200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dari sini, wisatawan dapat menikmati panorama perbukitan yang bergulung halus, membentang sejauh mata memandang.

Saat musim hujan, bukit-bukit ini berubah menjadi hijau subur, sementara di musim kemarau warnanya berganti menjadi keemasan, menyajikan pemandangan yang tak kalah cantik dengan lanskap luar negeri seperti Selandia Baru.

BACA JUGA: Rekomendasi Lokasi Kuliner Malam Legendaris di Medan yang Wajib Dicoba!

Bukit Wairinding bukan sekadar tempat untuk menikmati pemandangan. Pengunjung dapat melakukan trekking ringan di jalur perbukitan, berfoto dengan latar sabana yang dramatis, atau menunggang kuda Sumba yang disewakan oleh warga lokal. Tak jarang pula wisatawan memanfaatkan lokasi ini untuk sesi foto prewedding karena pesonanya yang sangat fotogenik.

Menurut Antara NTT, momen terbaik untuk berkunjung adalah pagi atau sore hari, ketika matahari menciptakan gradasi cahaya di antara lekukan bukit.

Selain itu, udara segar dan suasana tenang membuat Bukit Wairinding menjadi tempat ideal untuk healing dan menikmati keindahan alam Sumba Timur secara lebih intim.

Bukit Wairinding berjarak sekitar 25–30 kilometer dari Kota Waingapu dan dapat ditempuh dalam waktu 40–50 menit menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jalan menuju lokasi sudah beraspal dan mudah dilalui, meski pada beberapa titik menanjak.

Menariknya, belum ada tarif masuk resmi di lokasi ini. Pengunjung cukup memberikan donasi sukarela atau membayar jasa sewa kuda dan perlengkapan foto milik warga setempat.

Bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan tanpa terganggu cuaca panas, disarankan membawa topi, air minum, dan kamera untuk mengabadikan setiap sudut keindahan Bukit Wairinding.

BACA JUGA: Perjalanan Panjang Menuju Puncak Argopuro: Dari Cikasur hingga Taman Hidup

Lebih dari sekadar tempat wisata, Bukit Wairinding memiliki nilai budaya bagi masyarakat setempat. Dalam bahasa lokal, “Wairinding” berarti “mata air di atas bukit”.

Di kawasan ini, wisatawan juga dapat menemukan tenun ikat khas Sumba yang dijual oleh warga sekitar, mencerminkan warisan budaya Nusa Tenggara Timur yang masih lestari hingga kini.

Secara keseluruhan, Bukit Wairinding adalah surga hijau Nusa Tenggara Timur yang memadukan panorama alam spektakuler dan kearifan budaya lokal.

Lanskapnya yang terus berubah mengikuti musim menjadikannya destinasi wajib bagi para pencinta alam dan fotografer. Dengan akses mudah, suasana damai, serta keramahan penduduk lokal, Bukit Wairinding menawarkan pengalaman petualangan yang tak hanya indah di mata, tapi juga menenangkan jiwa.

(mc/ril)