Mounture.com — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan bahwa sebanyak 23 gunung api di Indonesia kini berada pada status Level II (Waspada).
Status vulkanik ini menandakan adanya gejala peningkatan aktivitas vulkanik berdasarkan hasil pemantauan visual maupun instrumental.
Beberapa gunung bahkan dilaporkan telah mengalami letusan kecil, sehingga masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan resmi dari otoritas terkait.
Menurut PVMBG, gunung api yang berada di Level II (Waspada) menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang berpotensi menimbulkan erupsi, meskipun belum dalam skala besar. Pada level ini, masyarakat tidak diperbolehkan beraktivitas terlalu dekat dengan kawah aktif.
BACA JUGA: Deretan Gunung dengan Status Grade IV dan V di Indonesia, Jalur Ekstrem yang Butuh Persiapan Matang
Berdasarkan data Magma Indonesia per Selasa, 19 Agustus 2025, berikut 23 gunung api di Indonesia yang saat ini berada di Level II (Waspada):
1. Anak Krakatau – Lampung
2. Anak Ranakah – Nusa Tenggara Timur
3. Awu – Sulawesi Utara
4. Banda Api – Maluku
5. Bromo – Jawa Timur
6. Bur Ni Telong – Aceh
7. Dempo – Sumatera Selatan
8. Dieng – Jawa Tengah
9. Dukono – Maluku Utara
10. Gamalama – Maluku Utara
11. Ibu – Maluku Utara
12. Iya – Nusa Tenggara Timur
13. Karangetang – Sulawesi Utara
14. Kerinci – Jambi & Sumatera Barat
15. Lokon – Sulawesi Utara
16. Marapi – Sumatera Barat
17. Raung – Jawa Timur
18. Rinjani – Nusa Tenggara Barat
19. Ruang – Sulawesi Utara
20. Semeru – Jawa Timur
21. Sinabung – Sumatera Utara
22. Slamet – Jawa Tengah
23. Soputan – Sulawesi Utara
BACA JUGA: Deretan Gunung dengan Status Grade III di Indonesia, Wajib Diketahui Pendaki
Terkait status vulkanik gunung-gunung tersebut, PVMBG mengimbau masyarakat, wisatawan, dan pendaki gunung untuk:
– Tidak melakukan aktivitas dalam radius bahaya yang ditentukan.
– Selalu memantau informasi resmi dari PVMBG atau Magma Indonesia.
– Tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya.
Dengan meningkatnya aktivitas vulkanik ini, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat menjadi kunci dalam mengurangi potensi risiko bencana.
(mc/ril)