Pendaki Itu Manusia, Bukan Soal Jenis Kelamin

Mounture.com — Dulu, waktu lihat wanita naik gunung, komentar yang keluar sering gini: “Wih, cewek kok kuat ya?”, atau, “Jangan-jangan cuma ikut-ikutan biar keren di foto.”

Sekarang, komentar kayak gitu masih ada. Tapi bedanya, udah mulai bikin ngelus dada.

Padahal ya… kenapa pendaki wanita selalu harus dibuktikan?

Kenapa setiap langkah mereka di gunung harus selalu disertai label: “tangguh”, “berani”, “luar biasa”, seolah-olah mendaki itu cuma hak laki-laki?

Naik Gunung Itu Bukan Lomba Maskulinitas

Mendaki itu soal ketahanan, mental, persiapan, dan tanggung jawab. Semua orang bisa mendaki, asal siap. Gak peduli dia cowok, cewek, atau apapun orientasinya. Tapi kenyataannya, pendaki wanita masih sering diragukan. Bahkan kadang, dianggap beban di tim.

Ada yang langsung dinilai dari caranya bawa carrier, dari jalannya yang pelan, atau dari banyaknya istirahat. Padahal, semua pendaki butuh adaptasi. Dan kadang, mereka yang pelan justru yang paling konsisten jalannya.

BACA JUGA: Cara Kembalikan Semangat dan Mood saat Mendaki Gunung

Dianggap Gaya-Gayaan, Tapi Diperhatiin Juga

Lucunya, pendaki cewek juga sering kena dua sisi mata uang: dianggap gaya-gayaan karena suka foto, tapi diperhatiin lebih karena dianggap menarik. Ini bikin pendakian terasa bukan lagi soal alam, tapi soal eksistensi sosial.

“Cewek itu kalau naik gunung cuma mau eksis di Instagram.”

Bentar, bro. Emang lo naik gunung gak update story?

Dan emang kalau foto-foto, berarti gak punya jiwa pendaki?

BACA JUGA: Panduan Transportasi Umum ke Gunung Ciremai via Jalur Apuy

Keamanan Masih Jadi PR Besar

Hal paling serius dari jadi pendaki wanita adalah soal keamanan. Masih banyak cerita pendaki cewek yang dilecehkan secara verbal atau bahkan fisik di gunung. Bukan cuma dari pendaki asing, tapi kadang juga dari tim sendiri.

Ini yang jarang dibahas: perempuan di gunung bukan cuma melawan medan, tapi juga harus tetap waspada pada manusia. Miris, tapi itu realita.

Maka wajar kalau ada pendaki cewek yang pilih naik bareng sesama perempuan. Bukan anti sosial, tapi jaga diri. Karena belum semua pendaki laki-laki tahu cara menghargai, apalagi melindungi.

Kita Harus Ubah Pola Pikir

Sudah saatnya kita berhenti memisahkan pendaki berdasarkan jenis kelamin. Jangan anggap pendaki wanita harus membuktikan sesuatu. Jangan jadikan mereka objek perhatian atau penghakiman.

Kalau kamu cowok, dan kebetulan bareng pendaki cewek, cukup temani dengan setara. Bukan merasa lebih kuat, bukan juga meremehkan. Kalau memang dia kuat, ya akui. Kalau dia lelah, ya bantu. Sama seperti kamu ke pendaki lainnya. Gak perlu bawa gender ke ketinggian.

Yang Naik Gunung Itu Manusia, Bukan Stereotip

Jangan lihat pendaki wanita sebagai “hebat karena wanita”, tapi lihat mereka sebagai pendaki, titik.

Karena gunung gak peduli kamu siapa. Yang penting kamu siap.

Dan di atas gunung, semua ego akan luruh. Yang tersisa cuma rasa hormat, untuk alam dan sesama pendaki.

(mc/ril)