
Foto: Indonesia Travel
Mounture.com — Dataran Tinggi Dieng, destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah, kini resmi menyandang status sebagai Geopark Nasional.
Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No. 172.K/GL.01/MEM.G/2025 tentang Penetapan Taman Bumi (Geopark) Nasional Dieng.
Dengan penetapan ini, Geopark Dieng menjadi kawasan konservasi dan edukasi yang mengintegrasikan potensi geologi, hayati, dan budaya untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Lokasi ini mencakup dua wilayah administratif, yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Untuk Kabupaten Wonosobo mencakup 45 desa di Kecamatan Kejajar, Garung, Watumalang, Wonosobo, dan Mojotengah.
Sementara untuk Kabupaten Banjarnegara, mencakup 58 desa di Kecamatan Batur, Pejawaran, Pagentan, dan Wanayasa.
BACA JUGA:
Panduan Transportasi Umum ke Gunung Semeru, Ini Rincian Biayanya
Beberapa Rekomendasi Kemeja Flanel untuk Mendaki Gunung
Total terdapat 47 situs utama yang diakui, terdiri dari 23 Geosite (situs geologi), 8 Biosite (situs hayati), 10 Cultural Site (situs budaya), dan 6 destinasi menarik lainnya.
Adapun 5 geosite ikonik, antara lain Telaga Warna, Kawah Sikidang, Gunung Sikunir, Kawah Sileri, dan Sumur Jalatunda. Sementara 5 biosite unik, meliputi Gunung Prau, Telaga Dringo, Domba Wonosobo, Bukit Kekep, dan Ngesong (Swiss Van Java).
Kemudian 5 Situs Budaya Populer, antara lain Ruwatan Rambut Gimbal, Kompleks Candi Arjuna, Tari Topeng Lengger, Situs Ondo Budho, dan Rumah Tradisional Bismo.
Selanjutnya destinasi menarik lainnya, di antaranya termasuk Museum Kailasa, Kopi Babadan, Teh Tambi, serta dua PLTP Geodipa di Wonosobo dan Banjarnegara.
Dengan penambahan ini, kini Jawa Tengah memiliki 2 Geopark Global UNESCO yaitu Geopark Gunung Sewu, dan Geopark Karangsambung-Karangbolong (Kebumen), serta 1 Geopark Nasional yaitu Geopark Dieng.
Untuk diketahui, geopark atau taman bumi merupakan konsep pengembangan kawasan berbasis pelestarian lingkungan yang menggabungkan keragaman geologi (gunung, kawah, danau vulkanik), keragaman hayati (flora dan fauna lokal), dan keragaman budaya (ritual, candi, dan tradisi lokal).
Tujuan utamanya adalah meningkatkan ekonomi masyarakat lokal dengan prinsip keberlanjutan dan edukasi.
(mc/ril)