
Foto: KAI
Mounture.com — Kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta, sering dihadapkan pada masalah kemacetan dan polusi udara. Dengan pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan yang terus meningkat, transportasi menjadi tantangan utama bagi pemerintah dan masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah menghadirkan LRT (Light Rail Transit/Lintas Rel Terpadu) Jabodebek sebagai salah satu solusi yang diharapkan bisa menjadi jawaban atas kemacetan serta polusi yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya.
LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan transportasi dalam mendukung pembangunan di wilayah Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
Dikembangkan sebagai alternatif transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan, LRT Jabodebek diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi serta mengurangi kemacetan lalu lintas.
BACA JUGA: LRT Jabodebek Layani 28.925 Penumpang pada Hari Pertama dan Kedua Pascaperesmian
LRT Jabodebek diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dan mulai beroperasi pada 28 Agustus 2023 dengan waktu operasional pukul 05.00 WIB hingga 23.30 WIB.
Sebanyak 434 perjalanan siap melayani penumpang setiap harinya. Sebanyak 31 trainset (rangkaian kereta) disiapkan, dengan rincian guna keperluan operasional terdapat 27 trainset, serta sebanyak 4 trainset akan digunakan sebagai cadangan.
Setiap trainset LRT Jabodebek terdiri atas 6 kereta, dimana kapasitas satu rangkaian LRT Jabodebek dapat menampung hingga 1.308 penumpang.
Terdapat dua line perjalanan, yaitu Line Cibubur yang melewati Stasiun Dukuh Atas – Cawang – Stasiun Harjamukti (pp), dan Line Bekasi yang melewati Stasiun Dukuh Atas – Cawang – Halim – Stasiun Jatimulya (pp).

Foto: LRT Jabodebek
BACA JUGA: Gate Selatan Stasiun Gambir Khusus Layani Face Recognition Boarding
Selain itu, terdapat 18 stasiun pelayanan yang menghubungkan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Stasiun-stasiun tersebut adalah Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jati Mulya.
Stasiun-stasiun tersebut berlokasi strategis mulai dari kawasan perumahan hingga kawasan bisnis, dengan tujuan memudahkan para pengguna dalam bertransportasi dari dan menuju Ibu Kota atau wilayah lainnya.
Stasiun-stasiun ini juga terintegrasi dengan berbagai moda transportasi umum, seperti Commuterline, MRT Jakarta, TransJakarta, Mikrotrans, Kereta Cepat Jakarta Bandung, Trans Patriot, angkutan kota, dan angkutan umum swasta.
Ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada pelanggan dalam berpindah dari satu moda transportasi ke moda lainnya.
Stasiun LRT dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe Interchange Station seperti Stasiun Cawang, dan tipe Typical Station untuk 17 stasiun lainnya. Perbedaan antara kedua tipe stasiun ini meliputi jumlah jalur, luas stasiun, dan fasilitas tambahan yang tersedia di dalamnya.
Interchange Station memiliki tiga lantai, dengan lantai pertama berfungsi sebagai area boarding dan komersial, lantai kedua sebagai area peron, dan lantai ketiga sebagai area komersial.
Sedangkan, tipe Typical Station terdiri dari dua lantai, dengan lantai pertama sebagai area boarding dan lantai kedua sebagai area peron.
Stasiun Cawang merupakan Interchange Station karena berfungsi sebagai stasiun persimpangan atau transit. Pelanggan dari stasiun Harjamukti yang ingin menuju Stasiun Jatimulya dapat berhenti di Stasiun Cawang terlebih dahulu dan melakukan pergantian kereta menuju Stasiun Jatimulya, begitu pula sebaliknya.
Demi meningkatkan kenyamanan para pelanggan, stasiun LRT Jabodebek telah dilengkapi dengan fasilitas akses seperti eskalator, tangga, dan lift.
BACA JUGA: Rekomendasi Oleh-oleh Wonosobo yang Tahan Lama
Selain itu, tersedia juga fasilitas toilet, ruang menyusui, musala, ruang kesehatan, Sistem Informasi Penumpang (PIDS), passenger announcement, dan CCTV.
Dikutip dari laman PT Kereta Api Indonesia (KAI), disebutkan bahwa pemerintah dan KAI berkomitmen untuk menyediakan stasiun LRT Jabodebek yang ramah terhadap penyandang disabilitas, dengan adanya fasilitas seperti gate, toilet khusus disabilitas, dan papan tactile.
Dengan hadirnya fasilitas tersebut diharapkan dapat mempermudah pelanggan disabilitas dalam melakukan mobilitas menggunakan LRT Jabodebek.
Untuk mengoptimalkan layanan di stasiun, KAI telah menyiapkan tim petugas yang siap membantu pelanggan. Tim ini melibatkan pengawas stasiun, petugas loket, layanan pelanggan, layanan kebersihan, petugas kesehatan, dan keamanan.
Dalam rangka HUT ke-78 RI, LRT Jabodebek memberikan promo diskon sebesar 78% dengan tarif flat sebesar Rp5.000 untuk seluruh lintas pelayanan hingga akhir bulan September 2023.
Selanjutnya, Kementerian Perhubungan sudah menyiapkan skema tarif promo maksimal Rp20.000 untuk jarak terjauh dan di bawah Rp20.000 untuk jarak lainnya hingga akhir Februari 2024.
Tarif LRT Jabodebek telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KM 67 Tahun 2023, dengan tarif dasar dimulai dari Rp5.000 untuk 1 kilometer pertama dan penambahan Rp700 per kilometer selanjutnya. (MC/RIL)