Mounture.com — Perusahaan teknologi perhotelan, RedDoorz mengumumkan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan grup sebesar 30 persen dari tahun ke tahun (YoY). Semenjak pandemi covid tahun 2019, RedDoorz disebut telah membukukan profit secara group hingga di atas 90 persen.
Pencapaian yang luar biasa ini diklaim menunjukan RedDoorz mampu pulih dari kondisi krisis akibat Covid-19 dan mengokohkan posisi RedDoorz sebagai pemain kunci dalam industri hospitalitas untuk pasar premium-budget hotel di Asia Tenggara.
CEO RedDoorz, Amit Saberwal, menuturkan bahwa pertumbuhan positif yang dicapai RedDoorz sepanjang 2023 adalah hasil dari menjalankan strategi ‘mission freedom’.
“Kami melakukan optimalisasi operasional bisnis dan finansial perusahaan untuk mencapai independensi dan pertumbuhan profit yang maksimal,” katanya melalui keterangan resmi, belum lama ini.
Lebih lanjut, Amit menjelaskan bahwa pada 2023, hotel multi-brand yang berada dalam jaringan RedDoorz, seperti Sans Hotel, Sunnera, Urbanview, RedPartner, dan The Lavana, juga mengalami pertumbuhan signifikan.
“Sans dan Urbanview bahkan mengalami peningkatan lebih dari 50 persen (YoY). Bali juga menunjukan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan positif bisnis RedDoorz secara group di tahun 2023. Ini terlihat dari brand The Lavana di Bali yang jumlahnya meningkat hingga lima kali lipat,” jelas dia.
BACA JUGA: Kemenparekraf Optimistis Bali Mampu Jaring 7 Juta Wisman pada 2024
Sementara Presiden Direktur RedDoorz Indonesia, Mohit Gandas, menambahkan bahwa RedDoorz sangat senang dengan pencapaian pada 2023 karena menjadi bukti ketangguhan dan adaptabilitas RedDoorz di pasar pariwisata yang sangat dinamis ini.
“Fokus kami di 2024 ini adalah terus meningkatkan kemitraan strategis, inovasi teknologi termasuk pemanfaatan AI dan tentunya terus memperbaiki kepuasan pelanggan, agar pencapaian positif ini berlanjut di tahun 2024,” ujar Mohit.
Memasuki tahun 2024, Mohit menjelaskan bahwa RedDoorz akan terus menambah jumlah properti mengingat pasar potensial atau Total Available Market (TAM) industri perhotelan di Asia Tenggara masih mencapai lebih dari 400 ribu.
Untuk mendukung ini, kata Mohit, RedDoorz terus berkomitmen membantu mitra properti melalui berbagai solusi dan inovasi teknologi.
“Kami akan memberikan prioritas pada implementasi efisiensi berbasis teknologi untuk memastikan pertumbuhan profit terus berkelanjutan sepanjang tahun ini,” pungkas dia.
BACA JUGA: ASDP Catat Pengguna Aplikasi Ferizy Tembus 1,9 Juta
Sebagai hospitality technology (Hospitech), RedDoorz telah mengembangkan teknologi aplikasi pada sistem manajemen perhotelan untuk mitra properti. Teknologi ini telah membantu para mitra properti dalam menjalankan bisnisnya sehingga bisa memaksimalkan pendapatan bagi mitra dan juga perusahaan.
Hasil survey RedDoorz Indonesia 2023 menyebut jika lebih dari 50 persen pengguna hotel RedDoorz dan multi-brand di Indonesia merupakan wisatawan dari kelompok gen-z.
Industri pariwisata Indonesia pada 2024 juga diprediksi akan dibanjiri oleh wisatawan dari kelompok gen-z. Karakteristik gen-z yang melek digital, aktif di media sosial, dan mengutamakan harga terjangkau dalam memilih akomodasi penginapan sangat cocok dengan karakteristik target pasar RedDoorz.
“Sehingga di tahun 2024 ini, kelompok wisatawan gen-z akan tetap menjadi target pasar RedDoorz. RedDoorz terus meningkatkan teknologi pada aplikasi pemesanan sehingga menjadi lebih user friendly dan lebih mudah digunakan,” tutup Mohit.
(mc/ril)