
Ilustrasi – Foto: KAI
Mounture.com — Kereta api masih menjadi salah satu moda transportasi unggulan yang banyak diminati wisatawan untuk berlibur. Selain karena memiliki waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan menggunakan bus atau kendaraan pribadi, popularitas kereta api juga berkat kenyamanan dan tarif terjangkau.
Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dijelaskan bahwa ketertarikan wisatawan dengan kereta api tidak bisa dipisahkan dari inovasi yang terus dilakukan di sektor perkeretaapian Indonesia.
Perkembangan tersebut tidak hanya dinilai dari segi kecepatan dan pelayanannya saja. Melainkan dari pengalaman yang ditawarkan saat memilih kereta api sebagai moda transportasi darat saat bepergian atau berlibur ke luar kota.
BACA JUGA: Pameran Deep and Extreme Indonesia akan Kembali Digelar
Whoosh, Kereta Cepat Pertama di Indonesia
Kereta api terbaru yang sukses menarik perhatian wisatawan adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), atau lebih dikenal dengan nama “Whoosh” (Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat).
Sebagai Kereta Cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, Whoosh dapat melaju dengan kecepatan 350 kilometer per jam. Artinya, Jakarta-Bandung dapat ditempuh dalam 30-45 menit saja.
Menariknya, rute Whoosh juga banyak melewati destinasi-destinasi wisata, yang tidak jauh dari stasiun pemberhentian Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Salah satunya Stone Garden Citatah, yakni tempat wisata yang hanya berjarak 30 menit dari Stasiun Padalarang.
Di sini, Anda bisa healing sambil menikmati panorama alam eksotis dari bebatuan, bukit kapur berwarna putih, serta pepohonan dan ilalang hijau indah.
Kalau berhenti di Stasiun Tegalluar, Anda bisa mampir ke Masjid Al-Jabbar. Hanya perlu menempuh 9 menit perjalanan dari Stasiun Tegalluar, Anda bisa berwisata religi sekaligus mengunjungi Museum Galeri Rasulullah di Masjid Al-Jabbar.
BACA JUGA: Rute dan Tarif Bus Damri dari Stasiun Rangkasbitung ke Pantai Sawarna
Menikmati Perjalanan dengan Panoramic Train
Anda juga harus mencoba Panoramic Train atau Kereta Panoramic. Berbeda dengan Whoosh, Panoramic Train memiliki kaca lebar di kedua sisi yang dirancang khusus bagi penumpang untuk menikmati panorama sepanjang perjalanan. Tidak perlu takut kepanasan, karena Panoramic Train sudah didesain khusus tahan panas, kuat, dan aman.
Kereta Panoramic punya atap kaca memanjang yang bisa dibuka tutup secara otomatis. Sehingga, memberikan kesan naik kereta yang berbeda. Untuk saat ini, Panoramic Train gabung di rangkaian kereta api Argo Parahyangan, Argo Wilis, Turangga dengan tujuan Jakarta-Bandung (PP) dan Surabaya-Bandung (PP).
Kalau membahas destinasi wisata yang bisa dijangkau dengan Panoramic Train, tentu ada sangat banyak pilihannya. Mulai dari Kawasan Braga (Bandung), Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Bandung), Forest Walk Babakan Siliwangi (Bandung), Hutan Bambu Keputih (Surabaya), hingga Mangrove Wonorejo Tourism (Surabaya).
BACA JUGA: 34 Kereta Api Tambahan Dioperasikan saat Libur Nataru 2024
Pengalaman Eksklusif Naik Kereta Suite Class
Kalau ingin merasakan pengalaman naik kereta yang lebih mewah, Anda bisa mencoba Suite Class Compartment. Jauh lebih eksklusif, karena Suite Class Compartment hanya memiliki 16 ruang pribadi yang bisa memberikan privasi dan kenyamanan bagi penumpangnya.
Daya tarik dari kereta Suite Class Compartment adalah adanya pintu geser otomatis, kursi yang bisa direbahkan hingga 180 derajat dan diputar sesuai arah perjalanan kereta, hingga penghangat dan fitur pijat di setiap kursi yang dipilih.
Guna menciptakan suasana nyaman, Suite Class Compartment didominasi warna cokelat keemasan dan pencahayaan hangat, serta hiasan yang terinspirasi suku Dayak. Untuk saat ini kereta Suite Class Compartment hanya ada di KA Bima dan KA Argo Semeru dengan rute Gambir-Surabaya Gubeng (PP).
BACA JUGA: Rekomendasi Aplikasi Ponsel untuk Kegiatan Pendakian
Membelah Kota Solo dengan “Jaladara”
Berbeda dengan lainnya, Jaladara atau Sepur Kluthuk Jaladara merupakan kereta uap bersejarah yang masih beroperasi di Kota Solo, Jawa Tengah. Bukan kursi empuk layaknya kereta modern, tempat duduk di kereta Jaladara terbuat dari kayu dengan posisi saling berhadapan.
Kereta yang menggunakan kayu sebagai bahan bakar ini melaju di atas rel yang berada di tengah Kota Solo, atau tepatnya di Jalan Slamet Riyadi. Selama 3,5 jam perjalanan, Kereta Jaladara berhenti di Loji Gandrung, Museum Radya Pustaka, Sriwedari, Museum Batik Danar Hadi, Kampung Batik Kauman, Gladag, dan terakhir adalah Stasiun Solo Kota.
(mc/ril)