
Foto: Unsplash.com/Guilherme Stecanella
Mounture.com — Saat traveling, terlebih ke tempat wisata populer, harga barang atau jasa sering kali jadi lebih mahal untuk turis. Supaya dompet Anda tetap aman, berikut beberapa tips jitu untuk hindari jebakan harga turis.
1. Riset harga lokal sebelum berangkat
Sebelum traveling, cari tahu harga rata-rata makanan, transportasi, dan oleh-oleh di destinasi tujuan. Bisa lewat blog traveler, forum, atau media sosial.
2. Pelajari sedikit bahasa lokal
Cukup tahu frasa dasar seperti “Berapa harganya?” atau “Bisa kurang?” dalam bahasa lokal bisa bikin Anda terlihat lebih ‘lokal’ dan mengurangi peluang kena tipu harga.
3. Jangan langsung beli di tempat wisata
Biasanya, harga di dalam area wisata jauh lebih mahal. Cobalah cari toko atau warung lokal beberapa blok dari tempat wisata.
4. Tanya ke warga lokal
Kalau bisa, tanyakan rekomendasi ke orang lokal, misalnya sopir ojek, resepsionis hotel, atau pedagang yang ramah. Mereka biasanya tahu harga sebenarnya.
BACA JUGA:
Rekomendasi Lokasi Glamping yang Lagi Hits 2025
7 Tempat di Indonesia yang Tetap Asik saat Low Season
5. Gunakan aplikasi pemesanan
Aplikasi seperti Gojek, Grab, Booking.com, atau Traveloka bisa membantu Anda melihat harga standar transportasi, hotel, dan makanan.
6. Tawar harga dengan sopan
Di banyak negara (terutama Asia, Afrika, dan Amerika Latin), tawar-menawar itu hal biasa. Tapi lakukan dengan sopan dan senyum, jangan agresif.
7. Hindari tanda-tanda ‘Turis’ berlebihan
Pakai pakaian yang sederhana dan jangan terlalu membawa banyak kamera, tas besar, atau peta terbuka. Penampilan “super turis” bisa memancing harga dinaikkan.
8. Selalu bandingkan harga
Kalau mau beli sesuatu, jalan sedikit ke toko sebelah. Bandingkan harga dulu sebelum memutuskan.
9. Gunakan transportasi umum
Taksi di tempat wisata sering mengenakan tarif lebih mahal untuk turis. Kalau bisa, gunakan bus, MRT, atau kereta yang harganya sudah jelas.
10. Cek ulasan sebelum memesan
Untuk tur dan aktivitas wisata, lihat dulu review di Google, TripAdvisor, atau media sosial. Hindari penyedia layanan yang sering disebut “overpriced”.
(mc/pd)