Beberapa Olahan Keju Tradisional Indonesia

Olahan keju Dadiah yang terbuat dari susu kerbau – Foto: Shutterstock/Jeffry Wongso

Mounture.com — Tak melulu dari luar negeri, produk olahan keju juga banyak yang diproduksi secara lokal. Bahkan, produk-produk tersebut pun tak kalah dengan produk dari luar.

Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), disebutkan bahwa meski keju tradisional Indonesia tidak setenar olahan keju-keju lainnya. Namun cita rasa keju asli Indonesia tidak boleh dianggap remeh.

Sebab, beberapa daerah di Indonesia memproduksi keju lokal buatan sendiri secara tradisional, dan menggunakan bahan pangan lokal asli. Belum lagi, keju-keju asli Indonesia ini memilih metode penyajian yang tidak biasa, alias unik.

Berikut ini beberapa olahan keju tradisional Indonesia.

1. Keju Dangke

Olahan keju tradisional asli Indonesia yang pertama berasal dari Enrekang, Sulawesi Selatan, yakni keju dangke. Ciri khas jenis keju asli Indonesia ini ada pada bentuknya yang mirip dengan tahu putih. Teksturnya cukup padat, karena mengandung air yang cukup tinggi.

Keju dangke terbuat dari susu kerbau maupun susu sapi, yang disaring dan direbus dalam suhu minimal 70 derajat Celcius. Uniknya, keju tradisional asli Indonesia ini menggunakan getah pepaya atau daun pepaya sebagai bahan penggumpal agar tekstur keju jadi padat.

Untuk bahan pengawetnya pun menggunakan garam. Alih-alih sebagai campuran roti, keju dangke kerap dimakan sebagai pendamping nasi oleh masyarakat setempat.

BACA JUGA: Perkembangan Budaya Ngeteh di Indonesia

2. Keju Dali Ni Horbo

Berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara, keju dali ni horbo dikenal sebagai keju Batak. Daya tarik keju ini ada pada proses pembuatannya yang tidak menggunakan campuran bahan kimia sedikit pun.

Hal ini bisa dilihat dari penggunaan susu kerbau sebagai bahan utama keju lokal ini, lalu ditambah dengan air nanas atau daun pepaya sebagai pengentalnya.

Keju dali ni horbo punya rasa yang khas, yakni perpaduan rasa gurih dan asam yang lembut. Itu mengapa, jenis keju tradisional Batak ini sering dijadikan pelengkap hidangan naniura (ikan mentah) atau berbagai macam sayuran.

3. Keju Dadiah

Jenis keju tradisional Indonesia yang tidak kalah unik adalah keju dadiah. Meski sama-sama menggunakan susu kerbau sebagai bahan utama, ada satu hal unik yang membedakan keju asli Bukittinggi, Sumatera Barat ini dengan keju-keju lokal lainnya.

Perbedaan tersebut ada pada proses pembuatan keju dadiah yang menggunakan batang bambu yang ditutup daun pisang sebagai wadahnya.

Identik dengan rasa yang cukup asam, keju dadiah biasanya disajikan bersama dengan emping beras dan kuah beras merah. Selain itu, masyarakat lokal juga kerap menyantapnya langsung sebagai pendamping nasi, sambal, sirih, dan bawang.

BACA JUGA: 10 Hewan Endemik yang Bisa Ditemukan di Indonesia

4. Keju Indrakila

Sebagai daerah yang dikenal sebagai penghasil susu sapi terbesar di Jawa Tengah, Boyolali punya olahan keju lokal yang menarik dicoba, namanya keju indrakila.

Berdiri sejak 2009, keju indrakila memiliki berbagai macam jenis keju yang proses pembuatannya masih tradisional. Mulai dari keju feta, mozzarella, mountain, feta olive oil, hingga keju robert yang proses pembuatannya terinspirasi dari keju camembert dari Paris.

5. Keju Senduro

Keju tradisional Indonesia yang berasal dari Lumajang, Jawa Timur ini berbeda dengan keju-keju lainnya yang terbuat dari susu kerbau maupun susu sapi, keju senduro menggunakan susu kambing sebagai bahan utama.

Keju senduro memiliki dua jenis keju yang bisa dipilih, yakni soft cheese dan mozzarella. Berbeda dengan mozzarella yang punya tekstur kenyal dan mudah meleleh jika terkena suhu tinggi.

Jenis keju soft cheese justru memiliki tekstur lebih lembut seperti tahu, serta beraroma susu segar.

(mc/ril)