Mounture.com — Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) adalah sebuah taman nasional di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara dan secara administrasi wilayah ini dikelilingi 68 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal.
Nama taman nasional ini dicuplik dari nama sungai utama yang mengalir dan membelah Kabupaten Madina, yakni Sungai Batang Gadis.
TN Batang Gadis meliputi kawasan seluas 108 ribu hektare atau 26% dari total luas Madina yang terletak pada ketinggian 300 sampai dengan 2.145 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan titik tertinggi puncak Gunung Sorik Marapi.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), disebutkan bahwa keanekaragaman hayati Batang Gadis tercipta dari persilangan jenis-jenis satwa khas Sumatera bagian Selatan, Utara, dan Timur.
Kawasan yang diselimuti hutan hujan tropika ini membentang di pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian antara 300 mdpl hingga 2.145 mdpl. Perbukitan memuncak di pucuk tertinggi Gunung Sorik Merapi.
BACA JUGA: Mengenal Taman Nasional Termuda di Indonesia
Taman nasional di Mandailing Natal, Sumatera Utara ini memendam keanekaragaman hayati antara lain bunga padma (Rafflesia arnoldi), kantung semar (Nephentes sp), dan meranti merah (Shorea sp).
Sementara di belantara Batang Gadis terdapat harimau sumatera (Panthera tigris sumatraensis), kucing emas (Catopuma temminckii), tapir (Tapirus indicus), kambing hutan (Capricornis sumatraensis) dan rusa sambar (Cervus unicolor).
Bahkan burung Tohtor Carpococcyx radiceud yang menghilang se abad telah ditemukan kembali muncul di Batang Gadis. Adapun sembilan dari sepuluh jenis burung rangkong di Sumatera juga ditemukan di lokasi ini.
Selain itu, TN Batang Gadis memendam keindahan Gunung Sorik Marapi dengan kaldera yang besar. Relik alam tropika Sumatera di taman nasional juga dihiasi gua alam dan gua buatan zaman Jepang yang bernilai sejarah.
BACA JUGA: Ini Ketentuan saat Akan Berkunjung ke Gunung di Taman Nasional
Adat istiadat dan budaya masyarakat desa yang tinggal di sekitar kawasan juga memikat untuk menambah pengetahuan tradisi Sumatera. Pengunjung yang mendatangi Desa Sibanggor bisa melihat rumah tradisional beratap ijuk dan mengamati kehidupan sehari-hari.
Salah satu kearifan tradisional masyarakat setempat ini dibuktikan dengan lubuk larangan atau naborgo-borgo atau harangan rarangan atau hutan larangan, merupakan beberapa contoh kearifan lokal yang hingga kini masih lestari. Oleh karenanya, TN Batang Gadis merupakan simbol pengakuan nilai-nilai kearifan lokal dalam mengelola hutan.
Kawasan ini juga merupakan tempat pengungsian satwa liar dari wilayah sekitar yang kehilangan habitat karena pembukaan lahan dan kebakaran hutan.
Untuk itu, TN Batang Gadis disahkan pembentukannya melalui SK No 126/Menhut-II/2004 Menteri Kehutanan. Pembentukan taman nasional ini sangat penting mengingat laju kerusakan hutan alam di provinsi ini sudah pada tingkat yang sangat memprihatinkan.
Berdasarkan data Departemen Kehutanan pada 2003, kerusakan hutan di kawasan ini mencapai 3,8 juta hektare per tahun. Kerusakan hutan di Sumatera Utara sendiri mencapai 76 ribu hektare per tahun dalam kurun waktu 1985 – 1998.
Pembentukan taman nasional ini juga tidak semata-mata upaya pemerintah saja, melainkan atas jerih payah masyarakat dan kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM). (MC/RIL)