Jodoh di Gunung: Mitos, Harapan, atau Emang Udah Jalannya?

Mounture.com — Pernah denger nggak sih, katanya jodoh itu bisa ketemu di mana aja, bahkan di gunung? Klise sih, tapi jujur, buat anak-anak pendaki, ini bukan sekadar isapan kabut pagi.

Banyak yang naik gunung cuma pengen healing, tapi pulangnya malah nambah following di Instagram… dan perasaan. duh……

Naik Gunung, Turun Bareng Rasa

Ada sesuatu yang magis dari naik gunung bareng orang baru. Mungkin karena lo ketemu di titik paling “real”. Di gunung, nggak ada sinyal, nggak ada filter, dan nggak ada basa-basi.

Rambut lepek, muka berminyak, nafas ngos-ngosan… Tapi justru di situ, lo bisa lihat orang apa adanya. Dan bisa jadi, dari situ juga tumbuh rasa yang… ah elah, kok deg-degan sih?

Lo bantuin dia naik tanjakan curam, dia bagi lo cokelat pas lo mulai lemas, terus duduk bareng pas lihat sunrise. Itu bukan adegan FTV, bro. Itu bisa jadi awal mula “lo sama dia”.

BACA JUGA:

Cinta yang Menyusuri Lereng: Ketika Gunung Menyatukan Dua Hati

Catat! Ini 8 Syarat Wajib Pendakian Gunung Semeru

Tapi Jangan Baper Sendiri

Cuma ya, jangan GR dulu. Nggak semua yang bareng-bareng di jalur pendakian bakal bareng di pelaminan. Bisa jadi itu cuma vibes hangat karena suhu 6 derajat. Gunung emang tempat yang romantis, tapi bukan berarti semua senyuman harus lo tafsir sebagai sinyal.

Penting juga buat pisahin antara chemistry di ketinggian sama realita di dataran rendah. Pas turun gunung dan balik ke rutinitas, kadang semuanya jadi beda. Yang tadinya sering ngecek-in lo, jadi slow respon. Lah, jangan-jangan cuma butuh tandem buat muncak doang?

Jodoh Itu Nggak Harus Satu Hobi

Gue percaya, jodoh bisa aja ketemu di gunung. Tapi bukan berarti jodoh lo harus pendaki juga. Bisa aja jodoh lo adalah orang yang nungguin lo pulang dari gunung, nyiapin indomie rebus plus cabe rawit, sambil dengerin cerita lo soal jalur yang licin dan tenda yang bocor.

Intinya? Jodoh itu bukan soal tempat ketemunya, tapi gimana cara kalian jalanin perjalanannya bareng. Mau itu ketemu di gunung, di basecamp, atau di warung kopi bawah, yang penting adalah… bisa nanjak bareng kehidupan.

(mc/ls)