Mounture.com — Naik gunung itu salah satu cara terbaik buat “kabur” sejenak dari bisingnya kota. Bayangin aja: udara sejuk, suara angin menyapu daun, gemericik air sungai, dan cuitan burung yang kadang cuma bisa kita dengar di alam liar.
Tapi akhir-akhir ini, suasana hening itu makin sulit ditemukan… karena ada satu benda yang makin sering nongol di ransel pendaki yaitu speaker portable.
Iya, speaker bluetooth mungil yang biasa nemenin piknik di taman, sekarang naik kelas ke jalur pendakian. Ada yang muter lagu EDM, pop Korea, bahkan dangdut koplo.
Katanya sih biar suasana rame, biar makin semangat jalan, biar serasa konser mini di hutan pinus. Tapi pertanyaannya adalah emang harus ya?.
BACA JUGA: Tips Mendaki Tektok Bareng Pasangan
Alam Bukan Ruang Karaoke
Banyak pendaki datang ke gunung buat cari ketenangan. Ada yang pengin meditasi sambil lihat sunrise, ada yang healing dari patah hati, ada juga yang cuma pengin dengerin suara alam yang jarang bisa kita nikmati di kota.
Nah, kalau tiba-tiba ada lagu jedag-jedug dari speaker di pos 3, rasanya kayak disiram air dingin pas lagi tidur nyenyak. Kaget, kesal, dan akhirnya kehilangan momen yang dicari.
Bukan Cuma Ganggu Pendaki Lain, Tapi Juga Satwa Liar
Yang sering dilupakan adalah gunung itu rumah makhluk lain juga. Satwa liar sangat sensitif terhadap suara. Bising dari speaker bisa bikin mereka stres, kabur dari habitatnya, bahkan mengganggu siklus hidup alami mereka.
Kita boleh senang di gunung, tapi jangan sampai kesenangan itu malah jadi gangguan buat ekosistem yang udah rapuh.
BACA JUGA: Prewedding Mesra di Alam Pegunungan, Pilihan Romantis dan Elegan untuk Calon Pengantin
Bersenang-senang dengan Kesadaran
Bukan berarti naik gunung harus sunyi senyap kayak ziarah. Bercanda, ngobrol, bahkan nyanyi bareng teman itu sah-sah aja. Tapi mungkin lebih bijak kalau pakai earphone kalau mau dengerin lagu sendiri.
Atau nyanyi bareng tanpa alat bantu, yang penting nggak ganggu sekitar. Ingat, mendaki itu bukan cuma soal menaklukkan puncak, tapi juga soal etika dan empati terhadap sesama dan alam.
Jadi, bawa speaker ke gunung itu seru? Bisa iya, tapi lebih sering ganggu. Mari jaga suasana gunung tetap alami. Biar yang datang setelah kita masih bisa menikmati ketenangan yang sama.
Kalau kamu mendaki gunung buat dengerin musik keras-keras, mungkin yang kamu cari bukan alam… tapi panggung karaoke.
(mc/ns)