(Mounture.com) — Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiyono, menyebutkan ada dua tim survei jalur pendakian yang mendaki ke Gunung Rinjani ketika gempa terjadi. Tim melalui pintu masuk Sembalun, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 44 orang dan pintu masuk Senaru, Kabupaten Lombok Utara, 28 orang.
“Semua anggota tim dilaporkan dalam kondisi aman dan mereka semua sudah turun,” kata Sudiyono seperti dilansir Antara, Minggu (17/3).
Saat terjadi gempa bumi, kata Sudiyono, posisi terakhir tim survei yang mendaki melalui Sembalun sudah berada di pos empat menuju Pelawangan dan mencari sumber mata air. Sedangkan tim survei yang masuk melalui Senaru berada di pos tiga.
Tim survei yang sudah berada di pos dua Sembalun untuk sementara bermalam sambil membahas rencana selanjutnya. Begitu juga dengan tim survei yang ada di pos dua Senaru.
Sesuai jadwal, kata dia, tim survei jalur pendakian Gunung Rinjani melaksanakan tugas mulai Sabtu (16/3) hingga Selasa (19/3). Survei dilakukan sebagai persiapan pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani pada awal April 2019. Selain itu, melihat kondisi jalur pendakian setelah rentetan gempa bumi berkekuatan 6 hingga 7 SR yang terjadi pada 29 Juli dan sepanjang Agustus 2018.
“Survei tersebut juga bertujuan untuk melihat kondisi sarana dan prasarana pendukung di jalur pendakian yang rencananya akan diperbaiki karena kondisinya rusak akibat gempa sebelumnya. Tim survei juga mengecek jalur pendakian alternatif,” tambah Sudiyono.
Saat terjadi gempa bumi, tim survei jalur pendakian di Sembalun sempat dikejutkan dengan terjadinya longsoran tanah dan bebatuan di atas pegunungan ketika hendak menuju sumber mata air. Sumber mata air itu sebelumnya tertimbun longsor ketika gempa bumi pada Agustus 2018.
“Ketika kami mendekati lokasi sumber mata air, tiba-tiba gempa bumi terjadi dan guncangannya cukup keras. Saat bersamaan terjadi longsor yang hampir mengenai tim survei,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II BTNGR, Benediktus Rio Wibawanto. (MC/ANT)
Sumber: Antara
Foto: