Mounture.com — Seekor anak elang Jawa (Nisaetus bartelsi) telah lahir di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Sukabumi, Jawa Barat pada awal April 2021. Garuda kecil tersebut diberi nama ‘Prawara’ yang dalam bahasa Sansekerta berarti Paling Terkemuka.
Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Wardi Septiana, menjelaskan kelahiran ini memang secara khusus dan rutin dipantau oleh tim monitoring Elang Jawa Balai TNGHS sejak Desember 2020. Setiap aktivitas dari pasangan Elang Jawa ini direkam, dari mulai penataan sarang, pengeraman telur, dan sampai menetas.
“Kami menggunakan teknologi dan memasang kamera CCTV di dekat sarangnya. Selain itu, kami juga mengkoneksikan ke jaringan internet segala aktivitas Pasangan Elang Jawa selama proses perkembangbiakannya dapat secara online termonitor di Android,” katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Wardi menceritakan, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, pasangan Elang Jawa yang terpantau sedang berbiak adalah ‘Prabu dan Ratu’ atau disingkat ‘Pratu’. Dan telah dipantau perilaku berbiaknya sejak 2019, namun lebih intensif dipantau mulai Desember 2020. Setelah itu, pemasangan kamera CCTV dimulai pada awal Februari 2021.
“Dari hasil data monitoring kamera CCTV, Ratu meletakkan telur pada tanggal 21 Februari 2021. Setelah 47 hari pengeraman, akhirnya telur Pratu menetas pada tanggal 9 April 2021, tepatnya pada hari Jumat pukul 05.47 WIB. Detik-detik prosesi penetasan telur dibantu oleh Ratu (induknya) sejak pukul 05.30 WIB, dan hal ini termonitor secara online di Android,” terang Wardi.
Wardi mengatakan, hal ini menjadi pencapaian luar biasa karena menjadikan pemantauan perilaku berbiak Elang Jawa di alam dengan menggunakan kamera CCTV secara online pertama di Bumi Nusantara.
Ia berharap, Prawara dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sampai dengan dewasa dan bisa menjadi penerus penguasa tahta langit di Rimba Gunung Salak. Dibutuhkan peran serta dan partisipasi dari masyarakat untuk mengawal dan menjaga sampai PRAWARA dewasa, dan kelestarian keanekaragaman hayati di TNGHS. (MC/RIL)