Pendakian Gunung Argopuro: Suhu Turun Hingga 1 Derajat Celcius, Pendaki Wajib Waspada di Cikasur

Mounture.com — Sabana Cikasur, yang terletak di kawasan konservasi Dataran Tinggi Yang dalam Suaka Margasatwa Argopuro, menjadi sorotan karena suhu ekstrem yang dapat turun hingga 1 derajat Celsius.

Para pendaki diimbau untuk lebih waspada, terutama saat melintasi area ini yang terkenal dingin membeku dan penuh tantangan.

Jalur pendakian Argopuro dikenal memiliki medan panjang dan sunyi, akses terbatas, serta cuaca ekstrem. Banyak kasus pendaki yang mengalami kelelahan bahkan hipotermia akibat meremehkan persiapan fisik dan perlengkapan.

Berdasarkan ketentuan dari BBKSDA Jawa Timur, berikut adalah aturan wajib dan larangan bagi para pengunjung:

Wajib:

– Usia pendaki 18–55 tahun.

– Melakukan registrasi online melalui tiket.bbksdajatim.org.

– Membawa surat keterangan sehat maksimal H-3 sebelum kunjungan.

– Menggunakan peralatan pendakian standar (jaket, sepatu outdoor, sleeping bag, tenda, jas hujan, P3K, dll).

– Membawa trash bag dan membawa kembali sampah.

– Melakukan cek in dan cek out di pos pelayanan resmi BBKSDA (Bremi & Baderan).

BACA JUGA: Panduan Lengkap Pendakian Gunung Gandang Dewata, Gunung Tertinggi di Sulawesi Barat

Dilarang:

– Mendaki sendirian atau tek-tok (harus minimal 2 orang).

– Meninggalkan sampah di jalur.

– Membuat perapian, merusak fasilitas, dan melakukan vandalisme.

– Menerbangkan drone tanpa izin dari Humas Kementerian Kehutanan.

– MCK dan berenang di kawasan cagar alam seperti Sungai Kolbu dan Danau Taman Hidup.

– Melakukan kegiatan tanpa pemandu lokal resmi yang sudah terdaftar dan melakukan briefing.

Bagi siapa pun yang melanggar peraturan, akan dikenakan:

– Sanksi blacklist selama 2 tahun dan diumumkan secara publik melalui akun resmi BBKSDA Jatim dan Kementerian Kehutanan.

– Sanksi berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun sabana Cikasur adalah kawasan konservasi penting. Pendaki diminta untuk menjaga kelestarian alam, menghormati flora dan fauna, tidak meninggalkan jejak atau sampah, dan melakukan pendakian bijak sebagai bentuk dukungan terhadap konservasi berkelanjutan.

(mc/ril)