Mounture.com — Baru-baru ini, petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dan Polisi Kehutanan (Polhut) Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menyalin data ‘camera trap’ yang dipasang beberapa bulan lalu.
“Kami pasang tujuh camera trap sejak April hingga November. Empat camera trap sudah kami salin datanya,” kata PEH Idin Abidin seperti dikutip dari akun resmi instagram TNGC (@gunung_ciremai), belum lama ini.
Dia menjelaskan bahwa empat kamera itu berhasil mengabadikan 2.000 video yang berisi aktivitas satwa liar gunung Ciremai terutama Slamet Ramadhan, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas).
“Hasil analisa data menyimpulkan Slamet Ramadhan tampak sehat. Ia gemuk. Berarti banyak pakan di sana. Ia pun terekam menandai wilayah jelajah dengan ‘urin’, ‘feses’, dan cakaran,” jelas Idin.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa sang Macan itu kini menempati habitat hutan hujan tropis di suatu titik antah berantah Gunung Ciremai. “Ya, punggungan bukit yang tak jauh dari sumber air memang menjadi tempat favorit baginya,” terangnya.
“Tipe habitat yang ia tempati sekarang sama dengan habitat ia berasal. Jadi, ia betah,” tambah Idin.
Sementara Polhut Asep Badak mengatakan bahwa camera trap akan terus dipasang sepanjang tahun selama dua musim. “Setelah data disalin, kami ganti baterai dan dipasang lagi,” katanya.
Sedangkan Pecinta lingkungan dari Peduli Karnivor Jawa, Didik Raharyono, menuturkan bahwa dari data series itu, dirinya menyimpulkan bahwa Macan Tutul Jawa itu telah mengisi relung kosong hutan yang tak ada ‘predator’ sejenis dengannya.
Didik juga mengemukakan, berdasarkan data dan pengalaman 20 tahun bergelut dengan dunia kucing besar, dia menyatakan saat ini terdapat lima ekor Macan di gunung Ciremai. “Jelajah Macan antara 400 sampai 600 hektare per individu. Nah, gunung Ciremai seluas lima belas ribu hektar itu paling tidak ada lima ekor macan,” pungkasnya. (MC/RIL)