Gunung Rinjani Simpan Harta Karun: Jamur Morel yang Bernilai Jutaan Rupiah

Jamur Morel di Rinjani

Foto: MenLHK

Mounture.com — Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyimpan kekayaan alam yang berharga tinggi. Salah satunya adalah jamur tropis langka bernama Morel (Morchella spp, Pezizales, Ascomycota), yang dikenal sebagai jamur termahal kedua di dunia setelah Truffle (Ascomycete fungus).

Jamur Morel merupakan spesies jamur edible bernilai tinggi di pasar internasional dan termasuk hasil hutan bukan kayu yang mendatangkan devisa besar bagi negara-negara seperti Tiongkok, Amerika Utara, India, Turki, dan Pakistan.

Jamur ini pertama kali ditemukan di Gunung Rinjani oleh Teguh Rianto, Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), pada tahun 2009. Keunikan jamur ini terletak pada kesulitannya untuk ditemukan dan dibudidayakan, sehingga harganya melambung tinggi di pasaran.

BACA JUGA: Desa Wisata Dieng Kulon: Pesona Alam dan Budaya yang Memikat

Sebagai perbandingan, jamur Truffle dijual seharga Rp2 juta per kilogram, sementara Morel memiliki harga sekitar Rp6 juta per kilogram.

Di Amerika Utara, nilai komersial tahunan Morel berkisar antara 5 juta hingga 10 juta dolar Amerika Serikat (AS). Sementara di Tiongkok, dalam lima tahun terakhir, ekspor jamur ini mencapai 181-900 ton dengan harga sekitar 160 dolar AS per kilogram.

Sedangkan di India dan Pakistan juga mengekspor Morel liar dari Himalaya sebanyak 50 ton per tahun dengan harga sekitar Rs 14.000-15.000 per kilogram.

Selain nilai ekonominya yang tinggi, jamur Morel juga memiliki cita rasa yang lezat dan kandungan antioksidan tinggi yang berpotensi sebagai antikanker. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa jamur ini memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.

BACA JUGA: Kiat Lakukan Solo Trip dengan Aman dan Nyaman

Diketahui, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) beberapa waktu lalu, telah melakukan penelitian di Desa Senaru, salah satu jalur pendakian Gunung Rinjani.

Berdasarkan hasil penelitian DNA yang dilakukan oleh Tim TNGR bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor, jamur Morel yang ditemukan di Rinjani merupakan spesies Morchella crassipes, satu-satunya Morel yang pertama kali ditemukan di hutan tropis Indonesia.

Adapun penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan teknik terbaik dalam budi daya jamur Morel di lingkungan Rinjani.

Jamur Morel biasanya tumbuh di dinding tanah lateral (sejajar permukaan tanah) dan hanya muncul pada musim-musim tertentu. Di Taman Nasional Gunung Rinjani, jamur ini ditemukan pada ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Secara umum, Morel hanya tumbuh di daerah beriklim temperate, namun penemuan Morchella crassipes di Rinjani menunjukkan bahwa jamur ini juga dapat berkembang di hutan tropis tertentu.

(mc/ril)