(Mounture.com) — Tanaman Sidaguri yang dalam bahasa latin disebut ‘Sida rhombifolia‘ merupakan tumbuhan perdu dengan bunga berwarna kuning cerah.
Tanaman ini memiliki banyak nama penyebutan, seperti Seleguri atau Otok-Otok dalam bahasa Sunda dan Jawa. Sementara di daerah Minangkabau biasa dikenal dengan sebutan Suri dan Saliguri, Taghuri di Madura, Kahindu di Sumba, Selegui di Bali, Dikira dan Hutu Gamo di Halmahera serta Digo di Ternate.
Dilansir dari laman Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), tngciremai.com, dijelaskan bahwa tumbuhan herba dengan tinggi dua meter ini punya batang bercabang. Seluruh tubuhnya ditumbuhi bulu yang rapat dengan warna putih dan hijau.
Sidaguri memiliki susunan daun tunggal yang letaknya berseling. Bentuk daunnya bulat telur seperti jantung atau lanset. Tepi daunnya bergerigi yang ujungnya runcing atau bertoreh dengan pertulangan menyirip. Sedangkan bagian bawah daun berambut pendek dengan warna abu-abu. Ukuran daunnya satu sampai empat centimeter kali satu centimeter.
Adapun perbungaan Sidaguri termasuk tunggal dengan warna kuning cerah. Benang sari tumbuh bersamaan membentuk tabung dari dasar bunga. Sementara mahkota bunganya berwarna hijau dengan ujung melengkung. Bunga elok ini tumbuh dari ketiak daun. Uniknya, bunga dari tanaman ini akan mekar sekitar pukul 12 siang, namun akan layu tiga jam kemudian.
Sementara buah dari Sidaguri ini mengandung ruang atau kendaga sebanyak delapan sampai sepuluh buah dengan diameter enam sampai tujuh milimeter dan sewaktu sudah tua berwarna hitam.
Bukan tanpa manfaat, ternyata tanaman ini memiliki manfaat yang terkandung di akarnya yang berwarna putih dan sedikit kotor. Secara tradisional, akar Sidaguri bisa ditumbuk halus untuk mengobati bisul. Sedangkan pengolahan secara modern menghasilkan ekstrak bahan obat herbal yang berkhasiat mengobati rematik dan asma. (MC/PC)
Sumber dan Foto: tngciremai.com