Mounture.com — Dalam suasana pendakian, banyak pendaki yang tanpa sadar terlalu bersemangat ketika mendaki atau tiba di puncak gunung. Entah karena rasa senang, panik, atau sekadar iseng, tidak jarang mereka berteriak keras, meniru suara binatang, atau membalas candaan teriakan pendaki lain dari kejauhan.
Namun, perlu diingat bahwa gunung memiliki aturan tak tertulis. Teriak sembarangan bukan hanya soal etika, tetapi juga menyangkut keselamatan, kenyamanan, serta rasa hormat terhadap alam dan masyarakat sekitar.
Berikut beberapa alasan mengapa pendaki sebaiknya menghindari berteriak sembarangan di gunung:
1. Mengganggu Satwa Liar
Suara keras dapat membuat satwa seperti rusa, burung, lutung, atau predator kecil menjadi stres dan menjauh dari habitatnya. Bahkan, kebisingan bisa mengacaukan pola migrasi serta perilaku alami hewan liar di kawasan pegunungan.
2. Mengganggu Masyarakat Adat
Banyak gunung di Indonesia yang dianggap suci oleh masyarakat sekitar. Teriakan keras atau perilaku tidak sopan dapat dianggap menodai nilai-nilai adat dan spiritual yang dijaga turun-temurun.
BACA JUGA: Jangan Lengah! Ini Alasan Turun Gunung Justru Lebih Berbahaya dari Mendaki
3. Mengganggu Pendaki Lain
Pendaki lain mungkin sedang menikmati ketenangan dan keindahan alam. Suara teriakan tanpa alasan yang jelas bisa mengganggu suasana damai dan pengalaman spiritual mereka selama mendaki.
4. Memicu Kecelakaan atau Salah Paham
Teriakan juga bisa disalahartikan sebagai tanda bahaya atau panggilan darurat. Hal ini bisa menimbulkan kepanikan dan kesalahpahaman, bahkan membuat tim ranger atau petugas penyelamat salah menilai situasi.
(mc/ril)