Waspada Hipotermia Saat Mendaki Gunung

dok.weather.gov/cold

(Mounture.com) — Ketika medaki gunung, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pendaki, khususnya Hiportemia. Hiportemia merupakan suatu kondisi dimana sistem dalam tubuh untuk pengaturan suhu badan kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Kondisi ini kerap kali menyerang para pendaki yang tidak membawa perlengkapan lengkap, terkena guyuran hujan, kurang mengkonsumsi kalori atau lainnya.

Hipotermia memang bisa saja menyerang kapan saja dan di mana saja, tidak peduli Anda adalah pendaki pemula atau pendaki kawakan. Hal ini disebabkan temperatur di gunung yang cenderung dingin, angin, ataupun karena menggunakan pakaian basah dalam waktu yang lama. Berada dalam air dengan suhu 5-10 derajat Celcius selama 10 menit dapat menyebabkan hipotermia, menggunakan pakaian basah selama 1 jam di temperatur 0 derajat Celcius dengan angin kencang bisa menyebabkan hipotermia.

Gejala hiportemia sendiri dikategorikan kedalam tiga tingkatan berdasarkan suhu tubuh penderita, gejala dan tanda yaitu:

Ringan (Stage of Excitement)

Hipotermia ringan ini terjadi saat suhu tubuh berada di kisaran 32-35 derajat Celcius. Penderita akan tampak gemetar hebat, tekanan darah dan frekuensi denyut nadi akan meningkat, pada bagian akral seperti ujung jari kaki atau tangan akan terasa sakit dikarenakan pasokan darah yang berkurang. Awalnya penderita masih sadar, namun lama kelamaan akan nampak gelisah dan apatis.

Sedang (Stage of Exhaustion)

Pada hipotermia sedang, suhu tubuh turun sampai 28-32 derajat Celcius, cadangan glukosa berkurang sehingga kondisi gemetar pada tubuh penderita melambat, frekuensi denyut nadi akan menurun, kadang ditemukan gangguan pernapasan. Lama-kelamaan pasien akan berhalusinasi, tidak sadar, dan tidak merasakan apapun terhadap rasa sakit.

Berat (Stage of Paralysis)

Apabila suhu tubuh penderita menurun sampai di bawah 28 derajat Celcius, penderita akan jatuh dalam kondisi koma, pupil mata melebar dan tidak merespon cahaya, gangguan pada irama jantung, bahkan bisa sampai henti napas dan menyebabkan kematian.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan jika ada rekan pendaki yang terindikasi mengalami hiportemia antara lain:

1. Selalu pantau pernapasan dan nadi penderita, berikan bantuan pernapasan bila diperlukan.
2. Ganti pakaian penderita dengan pakaian yang kering.
3. Bawa penderita ke tempat yang lebih hangat dan terhindar dari angin kencang.
4. Dirikan tenda di tempat yang rendah dan tertutup oleh pepohonan atau semak yang rimbun untuk mengurangi terpaan angin kencang. Untuk menghindari kontak langsung dengan tanah yang dingin, rekan pendakian bisa melapisi tanah terlebih dahulu dengan tumpukan dedaunan kering sebelum mendirikan tenda, dan melapisinya dengan matras setelah tenda didirikan.
5. Beberapa sleeping bag (SB) bisa berfungsi menahan panas dalam waktu yang singkat. Isi SB dengan orang sehat terlebih dahulu untuk menciptakan kondisi hangat dalam SB, kemudian baru masukkan penderita ke dalam SB.
6. Buat api unggun untuk menciptakan temperatur yang hangat di sekitar tenda, pastikan Anda tidak merusak alam atau membuat kebakaran dalam pembuatannya.
7. Apabila penderita masih sadar dan bisa minum, berikan minum hangat. Hindari pemberian alkohol atau kopi, karena bisa memperberat kondisi hipotermia.
8. Peluk penderita, dengan cara ini, kita bisa memberikan hangat tubuh kita kepada penderita. Hasil yang lebih baik bisa didapat apabila dilakukan secara skin-to-skin.
9. Masak air hangat, masukkan ke dalam botol kosong dan kompres di tubuh penderita, terutama di daerah kepala, leher, dada atau perut dan selangkangan.
10.Apabila kondisi penderita tidak membaik, hubungi tim medis untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Hipotermia merupakan kondisi yang membahayakan dalam pendakian. Pencegahan akan hipotermia tentu merupakan hal penting yang harus diketahui oleh para pendaki. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pencegahan hiportemia:

1. Selalu membawa jas hujan dalam pendakian. Pakaian yang basah membuat Anda gampang terkena hipotermia.
2. Gunakan pakaian yang tebal dan hangat. Jika ada, gunakan jaket wind-breaker untuk mengurangi panas tubuh yang hilang karena angin. Selain itu, jangan menggunakan celana jenis jeans, karena bahan jeans tidak mudah menyerap air.
3. Gunakan sarung tangan, kaus kaki, syal, atau kupluk selama pendakian.
4. Makan dan minum hangat untuk menjaga tubuh agar tetap hangat.
5. Lakukan pemanasan dan jangan berdiam diri saja, terutama saat berada di tempat dingin, agar panas tubuh tetap terjaga.
6. Mendakilah ketika siang hari. (MC/PC)