(Mounture.com) — Mahasiswa Pecinta Kelestarian Alam (Mapak Alam) Universitas Pasundan (Unpas) Bandung berhasil menggapai puncak tertinggi gunung Chulu West, Nepal yang memiliki ketinggian 6.419 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Ekspedisi bertajuk ‘Mapak Alam Menggapai Puncak Dunia’ yang beranggota 5 orang ini dimulai dari 24 April – 14 Mei 2018. Tim Mapak Alam mengawali perjalanan pada 25 April 2018 dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang menuju ke Kathmandu, Nepal.
Sekira pukul 13.00 waktu setempat, tim sampai di Kathmandu, Nepal dan kembali melanjutkan perjalanan keesokan harinya menuju ke desa besi, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke desa Tal, yang merupakan titik awal pendakian ke salah satu jajaran pegunungan Himalaya ini.
Pada 27 April 2018, tim sampai di desa Tal dan disini tim pun mulai melakukan aklimatisasi atau penyesuaian suhu tubuh serta mencari data seputar desa Tal. Adapun desa Tal merupakan desa yang berada di area lembahan dan disana mengalir sungai Marsyangdi dengan air yang berwarna biru kehijauan dan sangat bersih.
Dari desa Tal, tim melanjutkan perjalanan untuk menuju ke desa Timang, lalu keesokan harinya akan melanjutkan petualangan ke desa Chame. Di desa Chame ini, tim Mapak Alam melakukan istirahat total, pasalnya tim diharuskan menyesuaikan suhu tubuh di ketinggian 3.000 mdpl.
Pada 30 April 2018, tim kembali melakukan perjalanan untuk menuju ke desa Upper Pisang, dimana desa ini memiliki ketinggian sekira 3.300 mdpl, lalu menuju ke desa Manang. Dalam perjalanan ke desa Manang, tim melewati desa Humde yang memiliki bandara kecil namun jarang digunakan kecuali dalam keadaan tertentu.
Dari desa Manang, Puncak Chulu West pun mulai terlihat dengan mata. Di desa ini, tim Mapak Alam pun kembali melakukan aktivitas aklimatisasi, sebelum keesokan harinya melanjutkan perjalanan kembali ke Ledar. Sebelum sampai di Ledar, tim pun disambut dengan salju yang mulai turun dan suhu di Ledar pun terbilang sangat dingin yaitu -2 derajat Celcius.
“Saat tiba di Ledar ini, kami mendapati berita buruk dari salah satu guide yang baru turun dari puncak Chulu West, dia mengabarkan bahwa ada seorang porter terjatuh dan meninggal ketika hendak mencapai puncak Chulu West,” ujar Satriman, salah satu tim Mapak Alam yang ikutserta dalam ekspedisi dalam keterangan resminya, baru-baru ini.
Pada 4 Mei 2018, tim Mapak Alam melakukan persiapan untuk menuju ke Summit, namun sebelumnya tim akan singgah di Basecamp untuk menuju ke Highcamp di esok harinya. Sekira pukul 06.15 waktu setempat, tim mulai beranjak untuk menuju ke Highcamp dan tiba sekira pukul 12.05 waktu setempat untuk kemudian beristirahat.
Dari Highcamp, pada tengah malam, tim Mapak Alam memulai perjalanan ke puncak. Sekira pukul 06.30 tim akhirnya sampai di Puncak Chulu West. Perjalanan menuju ke Puncak melalui jalur penuh salju dan ada beberapa bagian glister yang sangat rawan untuk longsor, tim pun menerapkan cara berjalan dengan teknik moving together.
Dari Puncak Chulu West tim pun mengabadikan momen yang tak terlupakan untuk kemudian kembali ke Basecamp dan pada 13 Mei 2018 tim pun kembali ke Indonesia. (MC/DC)
Foto: Dok. Mapak Alam