(Mounture.com) — Tim monitoring macan tutul Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), berhasil mendokumentasikan foto dan video macan tutul di kawasan TNBTS. Adapun foto dan video itu didapatkan dari beberapa kamera trap yang terpasang di kawasan TNBTS.
Dalam unggahan video dari akun Instagram @langit_mahameru3676, terlihat jelas penampakan dari macan tutul atau bahasa latinnya Panthera pardus melas atau macan kumbang itu.
Di video pertama, terlihat ekor dari macan yang berwarna hitam tersebut yang sedang dikibas-kibaskan, kemudian pada video kedua tampak macan tersebut mencoba mendekati kamera trap yang terpasang.
Sebagai informasi, macan tutul ini memiliki dua variasi warna kulit yaitu berwarna terang (oranye) dan hitam (macan kumbang). Macan tutul Jawa mempunyai indera penglihatan dan penciuman yang tajam. Sub spesies ini pada umumnya memiliki bulu seperti warna sayap kumbang yang hitam mengilap, dengan bintik-bintik gelap berbentuk kembangan yang hanya terlihat di bawah cahaya terang.
Bulu hitam Macan Kumbang sangat membantu dalam beradaptasi dengan habitat hutan yang lebat dan gelap. Macan kumbang betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan. Hewan ini soliter, kecuali pada musim berbiak. Macan tutul ini lebih aktif berburu mangsa di malam hari. Mangsanya yang terdiri dari aneka hewan lebih kecil biasanya diletakkan di atas pohon.
Macan tutul merupakan satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa. Frekuensi tipe hitam (kumbang) relatif tinggi. Warna hitam ini terjadi akibat satu alel resesif yang dimiliki hewan ini.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan, penangkapan liar, serta daerah dan populasi di mana hewan ini ditemukan sangat terbatas, macan tutul jawa dievaluasikan sebagai Kritis sejak 2007 di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix I. Satwa ini dilindungi di Indonesia, yang tercantum di dalam UU No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999. (MC/DC)