(Mounture.com) — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menghimbau warga, pendaki maupun wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yang mencakup seluruh area radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Gunung Agung erupsi dan mengeluarkan dentuman keras pada Minggu, 12 Mei 2019, pukul 22.29 WITA.
“Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan,” demikian peringatan yang disampaikan PVMBG dalam keterangan resminya, Senin (13/5).
Gunung api dengan tingkat aktivitas Level III (Siaga) itu mengalami erupsi sejak 21 November 2017 dan pada 12 Mei 2019 mengalami satu gempa letusan, lima gempa hembusan, dua gempa tektonik jauh. Sementara petugas Pos Pantau GunungAgung melaporkan adanya lontaran material pijar sekitar 3.000 meter mengarah ke barat dan barat laut.
Sementara Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwonugroho, mengatakan erupsi itu telah membakar semak belukar di sekitar puncak. “Lava pijar dari erupsi Gunung Agung membakar semak belukar di sekitar puncak kawah. Status Siaga, zona bahaya di dalam 4 km,” ujarnya.
Kendati demikian, Sutopo meminta masyarakat tetap tenang karena pada prinsipnya Bali masih tetap aman. “Masyarakat tetap tenang. Tidak perlu mengungsi. Bali tetap aman dan nyaman. Bandara IGK Ngurah Rai tetap beroperasi normal,” kata dia dalam akun twitter-nya @sutopo_pn. (MC/RL)
Foto: dok. Instagram